Banjir Bandang di Bangkalan Juga Terjang Ratusan Hektar Sawah

Banjir Bandang di Bangkalan Juga Terjang Ratusan Hektar Sawah

Bangkalan, Memorandum.co.id - Bencana banjir bandang di Kabupaten Bangkalan tidak hanya menerjang puluhan dusun di sejumlah Desa di Kecamatan Blega dan Arosbaya. Selain itu ratusan hektar sawah garapan petani yang tengah menekuni masa tanam musim hujan pertama (MT-1) juga tenggelam oleh terpaan air bah. Setidaknya, musibah sawah terendam air bah itu, selain terjadi di Blega dan Arosbaya, juga juga terjadi di areal persawahan Kecamatan Bangkalan Kota, Socah, Kamal, Klampis, Sepulu dan Kecamatan Tanjung Bumi. Berdasar rilis resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD ) Pemkab Bangkalan, Rabu (10/12) lalu, terpaan banjir bandang antara lain menggelamkan 58 ha sawah di tiga desa, Kecamatan Blega. Rinciannya, di Desa Blega 50 ha, Desa Nyormanes 5 ha dan di Desa Kajjan sekitar 3 ha. “Sedangkan seberapa luas areal persawahan terendam banjir di Kecamaan lainnya belum kami kaji secara detail, karena ketika musibah terjadi sebagian dari Tim Reaksi Cepat BPBD dan anggota Muspida, lebih fokus di Kecamatan Blega, kawasan terdampak bajir paling parah,” kata Kepala Pelaksana BPBD, Rizal Morris,AP MSi, Minggu (13/12) pagi tadi. Kabid Produksi Tanaman Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Disperta Horbun ) Bangkalan, Moh Teguh,SP, musibah sawah teradan banjir akibat guyuran hujan lebat dalam sepekan terakhir ini, tidak hanya terjadi di Kecamatan Blega saja. Tetapi juga terjadi di Kecamatan Bangkalan, Socah, Kamal, Sepulu, Klampis dan Kecamatan Tanjung Bumi. Namun Teguh belum bisa memastikan apakah genangan air yang merendam ratusan hektar sawah kelolaan petani di sejumlah kecamatan itu merusak tanaman padi petani atau tidak. Juga adanya kemunngkinan adanya tanaman puso, serta berapa kerugian materi yang dialami petani. “Sampai Minggu hari ini Kami masih menunggu laporan dari PPL dan Mantri Pertanian di masing-masing kecamatan,” tandas Moh Teguh. Mereka masih melakukan investigasi dan kajian secara detal di lapangan. Hanya saja, jika merujuk pada kejadian serupa pada tahun-tahun sebelumnya, musibah tanaman rusak, bahkan berujung pada musibah tanaman puso atau gagal panen, selalu terjadi. “ Kalau sudah begitu, ya petani akan mengalami kerugian cukup besar,” tegas Teguh. Musibah tanaman lumayan besar terjadi pada tahun 2014 lalu, ketika sekitar 412 ha areal persawahan di Kecamatan Tanjung Bumi dan Blega diterjang banjir bandang. Dampaknya, 78 ha lebih dari 190 ha areal tanaman padi siap panen di Desa Bume Anyar, Paseseh, Macajah, Tlangoh dan dan Desa Aeng Tabar, Kecamatan Tanjung Bumi mengalami puso alias gagal panen. Total kerugian petani ditaksir mencapai sekitar Rp 249.600.000.(ras).

Sumber: