Melalui Social Entrepreneur, Dosen Unej Berdayakan Ekonomi Warga Sumberpinang
Jember, Memorandum.co.id - Sebanyak tiga dosen Universitas Jember (Unej) menggagas program social entrepreneur. Kegiatan ini untuk membantu memberdayakan masyarakat di wilayah pertanian yang beralih fungsi menjadi lahan pemukiman perumahan, dan dampak pandemi Covid-19. Mereka adalah Honest Dody Molasy dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dipercaya sebagai ketua tim. Dibantu oleh Erwin Nur Rifah dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) dan Rosnida Sari dari (FISIP) Unej. Gagasan tersebut berangkat dari keprihatinan terhadap warga di Desa Sumberpinang, Kecamatan Pakusari. Mereka memberikan kepedulian melalui program social entrepreneur, guna membangkitkan roda perekonomian masyarakat setempat. Ketua Social Entepreneur Universitas Jember (Unej) Honest Dody Molasy mengatakan, pihaknya mengambil langkah tersebut guna membantu meningkatkan sumber daya manusia (SDM) agar tercipta pemulihan ekonomi yang lebih baik lagi. "Kami sebagai dosen terpanggil untuk terlibat di dalam usaha pendampingan dan pemberdayaan warga Sumber Pinang melalui suatu aksi social entrepreneur," ujar dia. Menurut Honest, program tersebut menjadi salah satu alternatif yang saat ini sangat diminati masyarakat. Khususnya mereka yang tidak mempunyai keterampilan, apalagi bagi para pelajar yang putus sekolah. "Mereka yang menjadi sasaran program ini adalah anak putus sekolah, dampak narkoba, miras, dan warga yang pulang dari Bali lantaran terdampak pandemi Covid-19," beber Honest Sementara Ilham, ketua Kelompok Remaja Masjid (Remas) Al-Husna mengatakan, kelompok yang terlibat dalam program social entrepreneur beranggotakan sebanyak 40 orang. Mereka sebagai penerima pembinaan dari pemberdayaan ekonomi masyarakat, seperti berternak ikan lele dan usaha kaki lima. “Kelompok kami telah mendapat dana untuk pembuatan kolam dan bibit ikan lele dengan harapan dapat dirawat dan dibesarkan, untuk dikonsumsi dan bisa dipasarkan ke warung makan milik anggota," ujar Ilham Ketua Remas Al-Husna. Dia mengaku, bisa memanen ikan lele dan hasilnya memuaskan setelah perawatan ikan lele selama 45 hari. Juga secara rutin memasok kebutuhan ikan lele lima hingga tujuh kilogram untuk kebutuhan setiap warung, dan itu dikirimkan ke tiga warung di kampus Unej per hari. (edy/udi)
Sumber: