Warga Sidoarjo Rindu Sosok Brigjen Anggoro

Warga Sidoarjo Rindu Sosok Brigjen Anggoro

Sidoarjo, Memorandum.co.id - Tepat hari Jumat (4/12/2020), Anggoro Sukartono resmi naik pangkat dari Komisaris Besar Polisi (KBP) menjadi Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol) bersama 46 perwira tinggi (Pati) Polri yang upacara kenaikan pangkatnya dipimpin langsung oleh Kapolri Jenderal Polisi Idham Aziz di ruang Pertemuan Utama Mabes Polri Jakarta Selatan. Brigjen Pol Anggoro Sukartono yang semula menjabat sebagai Sesro Paminal Divpropam Polri menduduki jabatan baru sebagai Karowabprof Divpropam Polri. Di mata masyarakat, sosok pria kelahiran Jakarta 21 April 1972 itu, kemimpinan dalam menjabat di mana pun bertugas, pelayanan dan kebijakannya selalu membekas. Kades Blurukidul, Tri Prastiyono menyatakan masih selalu mengingat kebaikan dan kebijakan sebagai pengayom masyarakat di Sidoarjo. Mantan Kapolres Sidoarjo 2014-2015 itu diakui semua orang yang mengenalnya sebagai polisi yang ringan tangan. "Selain ramah, Jenderal Anggoro itu suka membantu dan memberikan solusi yang baik dalam banyak hal," kata Tri Prastiyono Senin (7/12/2020). Kebijakan maupun program yang dicetuskan oleh Anggoro juga masih banyak dilakukan oleh tokoh masyarakat. Seperti para kades di kota/kabupaten tempat ia bertugas selalu diajak berdiskusi dalam membangun kamtibmas dan lainnya. Anggoro saat menjabat sebagai Kapolres Sidoarjo, kunjungan-kunjungan dan diskusi dengan para kades bersama masyarakat terbangun secara baik. Bahkan hal tersebut masih dijadikan inspirasi oleh para kades dalam memimpin masyarakatnya. "Sampai sekarang banyak sekali kades-kades di Sidoarjo dalam memimpin desanya selalu dekat, kerap berdiskusi dalam setiap ada permasalahan. Ini termasuk inspirasi yang diambil dalam mencontoh Pak Anggoro selaku Kapolres, program sambang desa dan berdiskusi dengan masyarakat, selalu digalakkan," terang pria yang akrap disapa Pras itu. Banyak program polisi yang pernah ditugaskan di Badan Narkotika Nasional (BNN) itu masih dikenang kebaikannya oleh masyarakat. Ada program yang disebut SIM tiga pilar. Di mana Bhabinkamtibmas, Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Kepala Desa dilibatkan langsung untuk pembuatan Suray Ijin Mengemudi (SIM). Program lain yang berkesan adalah program penyembuhan warga di Candi dan Buduran yang terserang tumor diminta untuk berobat dan biayanya ditanggung oleh Anggoro. Prinsip yang dipegang teguh oleh Anggoro sebagai polisi, selain pelayan dan pengayom, kalau bisa melakukan misi kemanusiaan bisa dilakukan, kenapa tidak dijalankan. "Terlebih seorang Kapolres masih mempunyai power atau kekuatan dalam kebijakannya. Jadikan kekuatan itu untuk membantu atau meringankan beban antar sesama," imbuhnya mengenang pedoman hidup yang pernah diucapkan Brigjen Pol Anggoro saat berpangkat AKBP di Sidoarjo silam. Pras juga bercerita, warganya ada yang pernah menjadi korban pencurian dengan kekerasan (curas), dan korbannya terken lemparan bondet (bom ikan). "Saat itu sudah dinihari saya menelponnya. Pak Anggoro usai saya kabari soal kejadian, langsung datang ke rumah sakit melihat kondisi korban. Pak Anggoro itu pemimpin yang responsif dan aspiratif," tukasnya. Penilaian sama juga diutarakan Iptu Hafid Dian Maulidi. Mantan atasannya itu tidak pernah menjaga jarak dengan mantan anggotanya. Bahkan silaturrahmi dan bertemu akrap sering ia sempatkan bersama bawahannya kala ada kesempatan. Bahkan terkadang bawahannya yang dihubungi duluan. "Pak Anggoro itu mas, orangnya enak, ramah dan kebijakannya menyentuh. Beliau gampang ditemui saat tugas dimanapun. Bertugas di Jakarta, banyak rekan-rekan polisi yang bertemu dimana. Rasa persaudaraan beliau junjung tinggi," sanjung Kanit Pidum Satreskrim Polresta Sidoarjo itu. Terpisah, Brigjen Pol Anggoro Sukartono sejatinya keberatan disanjung atas semua yang dilakukan kala menjabat di manapun berada. Tapi mantan Kapolres Nganjuk itu berprinsip, dalam tugas negara di manapun berada, sebisa mungkin keberadaan maupun kehadirannya bisa dinilai masyarakat sebagai polisi yang baik.(ags/jok)

Sumber: