Machfud Arifin Dapat Dukungan dari Tokoh NU

Machfud Arifin Dapat Dukungan dari Tokoh NU

Surabaya, memorandum.co.id - Calon Wali Kota Surabaya Irjenpol (Purn) Machfud Arifin menghadiri Halaqah Aswaja dengan tema Pandangan Aswaja Terhadap Peningkatan Ekonomi, Sosial dan Budaya Demi Kemajuan Surabaya, yang diselenggarakan oleh Jamaat Nahdlatul Ulama di Mercure Hotel, Kamis (19/11). Salah satu pimpinan NU Ali Maschan, mengajak Nahdliyyin untuk memilih pada 9 Desember nanti sebagai kontribusi dalam politik negara. "Memilih adalah kewajiban. Aturan NU tidak boleh mengungkapkan dukungannya secara formal melalui institusi NU. Namun tidak ada salahnya bila secara individual memilih salah satu paslon. Kami sudah jelas alasannya memilih Machfud," ujarnya. Ali memaparkan satu alasan utama memilih Machfud. Yakni karena mantan Kapolda Jawa Timur itu dekat dengan pimpinan agama. "NU jadi pejuang sejarah surabaya. Selama ini orang lupa sejarah. Pemkot dan pemimpin juga sering lupa. Kami tidak dilibatkan," paparnya. Ali menilai bahwa sosok pemimpin yang meninggalkan agama tidak tahu sejarah. Ia merasa Machfud dekat dengan ulama. "Komitmen keagamaan kuat. Pemimpin berkomitmem untuk kemaslahatan umat. Selama memimpin dan jadi kapolda, beliau dekat dan merangkul kelompok agama," terangnya. Pimpinan Pondok Pesantren Mam'ul Falah Ali Maghfur Iskandar mengatakan bahwa acara halaqah Aswaja digelar karena berawal dari masukan banyak pihak. "Selama ini di Surabaya, pesantren, madrasah tidak punya orang tua dan didukung pemimpin. Halaqah ini ingin menyamakan persepsi antara Nahdliyyin dari jajaran kultural maupun struktural. Bahwa Surabaya harus berubah. Harus berpikir kembali dan membangun pesantren," jelasnya. Sementara itu, calon wali kota Surabaya Machfud Arifin bersyukur dirinya sering bersilaturahmi dengan kyai sejak dirinya menjadi polisi. "Kami sering sholat, makan bareng. Alhamdulillah juga dekat dengan ulama. Saat jadi Kapolda juga demikian. Istilahnya ngalap berkah. Siapa tahu ketularan baiknya," ungkapnya. Machfud mengklaim dirinya tidak pernah meminta dukungan, apalagi mengharapkan dukungan. Namun, Machfud mengatakan mereka menggunakan hak pilihnya dengan mendukung dirinya. Ketika ditanya soal pembangunan pesantren dan sekolah swasta, mantan Kapolda Jatim ini menjanjikan tidak akan ada dikotomi. Ia juga menyayangkan tidak adanya sentuhan dan perhatian pemerintah terhadap pendidikan pesantren. "Pendidikan ini nggak disentuh. Guru ngaji 350 ribu dan nggak didengerin. Akan dibantu dan dipertimbangkan. Dari CSR atau APBD. Akhlak moral dibentuk di pesantren tapi masa nggak diperhatikan pemkot," tandasnya. Kedepannya, ia berjanji bahwa programnya tidak hanya memperkuat pesantren, tapi juga mengusahakan tidak ada dikotomi pendidikan. "Bukan hanya memperhatikan dan mengembangkan sekolah negeri. Akan perhatikan muridnya, gurunya, dan semua pihak," pungkas Machfud. (mg1)

Sumber: