Umat Mundur, Siapa Jawab?
Oleh: Ali Murtadlo Siapa lagi yang bisa dititipi PR besar ini? Sudah bertahun-tahun tak terjawab. Harapannya kepada Muhammadiyah yang besok bermilad ke 108. Pekerjaan Rumah dari Al Amir Syech Syakib Arsalan ini sebetulnya sudah dilontarkan 90 tahun lalu. Hampir seabad, tapi belum ada yang bisa menjawabnya dengan tepat. Hingga kini. Apa PRnya? Limadza ta akharal muslimun, walimadza taqoddama ghoiruhum. Mengapa umat Islam mundur dan kaum selainnya maju? Syeck Syakib sebetulnya ditanya oleh ulama Indonesia, Imam Besar Kerajaan Sambas Kalimantan, Syech Basuni Alwi Imron pada 1930-an. Kemudian oleh Syech Rasyid Ridho tanya jawab itu dimuat di majalah Al Manar yang kemudian dijadikan buku yang dijuduli di atas. Syech Basuni bertanya dua hal: 1. Apa sebab-sebab yang menjadikan Umat Islam mundur terutama di Indonesia dan Malaysia? Umat Islam kini menjadi golongan yang hina dan tidak mempunyai kekuatan di mata dunia. Padahal Allah berfirman ‘’Dan kemuliaan itu ada pada Allah, bagi Rasul dan bagi orang-orang yang beriman. Lantas di manakah kemuliaan orang beriman itu? 2. Apa yang menyebabkan bangsa-bangsa di luar Islam seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang (China dan Korsel tak disebut karena waktu itu belum maju) mengalami kemajuan yang mengagumkan? Jika Umat Islam mengikuti langkah mereka tanpa meninggalkan ajarannya, bisakah mengalami kemajuan? Apa jawab Syech Syakib Arsalan? Ulama terkemuka dan politikus dari Syriaini mengatakan bahwa kemunduran bukan disebabkan dari pihak luar, tapi dari diri umat Islam itu sendiri. ‘’Penyakitnya ada di umat Islam sendiri, bukan peradaban lain,’’ katanya. Apa saja karakter yang hilang? Menurut Arsalan menurunnya nilai-nilai ini: iman dan takwa, teguh dengan identitas diri, nilai-nilai diri, ketaatan kepada pemimpin, pemberani, rela berkorban, dan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan. ‘’Karakter kejayaan Umat Islam dulu adalah tidak cintai dunia, tidak takut mati. Yang diharapkannya hanya ridho Allah,’’ katanya. Sekarang, kata Amir Sykib Arsalan, ‘’Umat Islam jadi pengecut, penjilat, mendholimi sesama Muslim demi kekuasaan,’’ katanya. ‘’Umat Islam sekarang menyalahi sunnatullahnya sendiri. Pantaskah Allah memberi kemajuan kepada orang yang malas? Pantaskah orang yang jumud diberi kesuksesan?’’ lanjutnya. Allah, kata ulama yang sering diundang ke berbagai negara ini, hanya memberi karunia sebatas kadar usaha hambanya. ‘’Lihatlah betapa lemah kadar usaha Umat Islam dibandingkan yang lain. Pantaslah jika Allah hanya memberikan karunia segini saja,’’ katanya. Karakter lainnya yang hilang, menurut Syakieb Arsalan, kurang rela mengorbankan harta bendanya untuk agama. ‘’Umat Kristen menyumbang 10 persen dari hartanya. Begitu juga Yahudi. Umat Islam terlalu sedikit. Saudara-saudara kita yang berjuang di Palestina hanya mendapatkan bantuan kecil dari saudara Muslimnya,’’ katanya. Satu lagi, kata Syakib Arsalan, yang membuat hilangnya kemajuan Umat Islam. ‘’Ulamanya banyak yang mendekati penguasa. Sangat bahaya jika ada ulama yang selalu membenarkan dengan ilmunya kesalahan yang dilakukan oleh penguasa,’’ katanya. Terakhir, kata dia, ‘’Umat Islam minder dengan dirinya. Akhirnya, mereka mencari identitas kepada bangsa lain untuk urusan dunia. ‘’Sedangkan agama hanya untuk bekal akherat saja. Padahal, Islam itu untuk keduanya, ya dunia, ya akherat,’’ tegasnya. Dan, ini resep beliau, agar umat Islam kembali unggul seperti pada masa keemasan dulu. ‘’Punya iman dn ketakwaan yang teguh, bekerja keras untuk dunia ini dan akherat kelak. Jangan untuk salah satunya saja, dunianya saja atau akheratnya saja. Harus kedua-duanya. Itu intisari Islam,’’ katanya. PR Syakib Arsalan telah puluhan tahun diberikan, belum ada yang berhasil menjawabnya. Muhammadiyah yang punya semangat berkemajuannya luar biasa, pada ultah ke 108 ini, bisa menjawabnya. Para pendakwah Muhammadiyah jangan mengolok-olok para pemilik etos kerja yang bekerja keras untuk kesuksesan dunia dan akherat. Pendek kata, pendakwah Muhammadiyah jangan anti terhadap orang sukses yang kaya raya. Mereka pasti bermanfaat untuk umatnya. Salam!
Sumber: