“1.421 kampung KB yang ada di Jawa Timur, paling banyak adalah Kabupaten Lamongan, pemegang rekor tertinggi di Jatim dan Nasional,” ujar Uni Hidayati.
Ditambahkannya, Kampung KB dibentuk sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupan keluarga serta masyarakat. Kampung KB bukan hanya mengurus tentang perihal kontrasepsi, melainkan urusan semua aspek keluarga agar menjadi keluarga yang berkualitas.
Menurut Uni, ukuran keberhasilan kampung KB tercermin dari tercapainya delapan fungsi keluarga, meliputi fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, serta pembinaan lingkungan.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Lamongan Fadeli juga menyatakan bahwa Kabupaten Lamongan memiliki ketahanaan yang luar biasa, karena sebelum dibentuknya berbagai kampung tangguh di Lamongan, Lamongan sudah memiliki 107 kampung KB tangguh dengan tujuan pengendalian penduduk, ekonomi, dan kesehatan.
“Laju pertumbuhan penduduk di Lamongan cukup terkendali, yakni 0,887 persen dan rata-rata kelahiran 1,91. Berarti rata-rata setiap keluarga memiliki anak di bawah 2 (dua),” ucap Fadeli.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Umuronah mengungkapkan, ,bahwa pada masa pandemi Lamongan aman dari baby boom atau ledakan angka kelahiran bayi yang ditakutkan dapat terjadi sebagai akibat pandemi covid-19.
“Lamongan aman dari baby boom, berdasarkan data di Lamongan ibu hamil menurun, jumlah persalinan juga menurun, berarti KB kita berhasil,” kata Umuronah.
Pencanangan Kampung KB Tangguh Kabupaten Lamongan, sebagai bentuk kontribusi terhadap pemerintahan, serta bentuk kepedulian terhadap masyarakat, untuk mewujudkan keluarga berkualitas yang berdisiplin melaksanakan protokol kesehatan. Pencanangan ditandai dengan pemukulan kentongan dan penandatanganan kKmpung KB Tangguh oleh Bupati Fadeli didampingi Kapolres Lamongan dan Kasdim 0812 Lamongan.(*/ziz)