Ternyata Ini Penyebab Kecelakaan di Perlintasan Sebidang KA Masih Tinggi

Ternyata Ini Penyebab Kecelakaan di Perlintasan Sebidang KA Masih Tinggi

Surabaya, Memorandum.co.id - PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat hingga pertengahan Oktober 2020 telah terjadi 207 kecelakaan di perlintasan sebidang kereta api. Angka ini menunjukkan masih tingginya tingkat kecelakaan di perlintasan sebidang. Untuk meminimalisasi kejadian tersebut, diperlukan peningkatan keselamatan dengan pemasangan Peralatan Keselamatan Perlintasan Sebidang oleh pemerintah. Demikian disampaikan Direktur Keselamatan dan Keamanan KAI John Robertho dalam acara Focus Group Discussion (FGD) mengenai Peningkatan Keselamatan di Perlintasan Sebidang di Surabaya, Kamis (22/10/2020). “KAI sudah menjalankan komitmen bersama dengan DPR RI, Dirjenka, KNKT, Kemendagri, Polri, Bappenas, dan Jasa Raharja yang ditandatangani pada September 2019. Berbagai langkah telah dilakukan KAI untuk meningkatkan keselamatan di perlintasan sebidang, salah satunya dengan menutup ratusan pintu perlintasan KA,” kata John. Masalah lain yang juga mempengaruhi tinggi kasus kecelakaan di perlintasan sebidang adalah banyak Early Warning System (EWS) yang sudah dipasang oleh pihak diluar KAI yang tidak berfungsi optimal. “Yang harus kita tingkatkan bersama adalah melengkapi rambu-rambu, pemeliharaan EWS, perawatan dan perbaikan jalan raya di perlintasan sebidang, pembuatan jalan kolektor, memberikan penjagaan perlintasan yang kompeten dan telah tersertifikasi. Oleh karena itu, sangat pentingnya evaluasi terhadap apa yang sudah menjadi komitmen bersama,” tandas John. Pengelolaan dan peningkatan keselamatan di perlintasan sebidang tersebut dilakukan oleh penanggung jawab jalan sesuai klasifikasinya seperti Menteri untuk jalan nasional, Gubernur untuk jalan provinsi, dan Bupati/Walikota untuk jalan kabupaten/kota dan jalan desa. Hal ini sesuai dengan PM Perhubungan No 94 Tahun 2018 pasal 2 dan 37. Sampai saat ini jumlah perlintasan sebidang yang tercatat yaitu 1.242 perlintasan yang dijaga dan 3.438 perlintasan yang tidak dijaga. Pada 2020, hingga 18 Oktober, KAI sudah menutup 242 perlintasan sebidang dengan tujuan untuk normalisasi jalur KA dan peningkatan keselamatan perjalanan KA. Kegiatan FGD ini dikuti juga oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), perwakilan stakeholder perlintasan sebidang kereta api yaitu Direktorat Keselamatan Perkeretaapian Ditjenka Kemenhub, Direktorat Lalu Lintas Jalan Ditjenhubdat Kemenhub, Dishub Jatim, DPU Bina Marga Prov Jatim, BTP Wilayah Jawa Bagian Timur, BPTD Wilayah XI Jatim, dan KAI. Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan pihaknya duduk bersama stakeholder lainnya untuk mencari format terbaik, guna meningkatkan keselamatan di perlintasan sebidang. Meski diakui, kata Soerjanto, kereta api adalah moda transportasi yang paling aman dan selamat dengan tingkat kecelakaan paling rendah di Indonesia. Menurut dia, perlu ada skala prioritas dan apa yang bisa dilakukan segera. Kecelakaan di perlintasan sebidang harus segera dihentikan. “Kita harus bersama-sama bersinergi untuk mengatasi kasus kecelakaan di perlintasan sebidang. Hal ini demi keselamatan masyarakat,” tandas Soerjanto. (gus)

Sumber: