Mahasiswa ITS Gagas HUST Sensor Pendeteksi Illegal Fishing dan Bencana Laut
Surabaya, memorandum.co.id - Lima mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas Humanless Underwater Sensors Technology (HUST), teknologi sensor bawah laut yang diaplikasikan pada perairan perbatasan Indonesia. Mereka adalah Wildan Muhammad Mursyid (Teknik Material 2017), Ghifari Hanif Mustofa (Teknik Mesin 2017), Ahmad Fahmi Prakoso (Teknik Material 2018), Edo Danilyan (Biologi 2018), dan Aldiansyah Wahfiudin (Teknik Material 2018). Wildan, ketua tim tersebut mengatakan bahwa HUST berfungsi untuk mendeteksi masuknya kapal tanpa izin resmi ke perairan Indonesia atau kapal yang dicurigai melakukan illegal fishing. “Selain itu, HUST juga dapat digunakan untuk mendeteksi bencana laut seperti gempa laut dan tsunami,” ujar Wildan, Senin (5/10/2020). Wildan menjelaskan, ide tersebut muncul karena banyaknya kasus illegal fishing yang terjadi di perairan Indonesia, sehingga Indonesia mengalami kerugian di bidang ekonomi. Jika hal ini terus dibiarkan maka dapat menyebabkan biomassa ikan di perairan Indonesia juga cepat menurun. Wildan mengatakan, bahwa saat ini Indonesia belum memiliki pengembangan teknologi sensor dan pendeteksi gempa di bawah laut. Indonesia hanya memiliki sensor deteksi (seismic network) yang hanya diletakkan di daerah daratan. "Oleh karena itu, HUST diharapkan dapat menjadi sarana dalam peletakan sensor deteksi (seismic network) di wilayah perairan, sehingga dapat meningkatkan akurasi sistem deteksi yang sudah ada," pungkas Wildan. Mahasiswa asal Klaten ini mengungkapkan, HUST bekerja menggunakan beberapa mekanisme sensor yang memiliki peran masing-masing dalam penggunaannya. "Di antaranya adalah sensor gempa untuk mendeteksi getaran dasar laut, sensor logam untuk mendeteksi kapal yang mendekat, dan sensor ID untuk mendeteksi Transmitter ID yang sudah memiliki izin penangkapan ikan di wilayah perbatasan," tuturnya. Berkat inovasinya tersebut, mereka mendapatkan gold medal dalam kompetisi Internasional World Invention and Competition Exhibition (WICE) 2020, pada 12 September lalu. Mereka juga meraih special award dari Malaysia Innovation, Invention, & Creativity Association (MIICA). Wildan berharap inovasi ini dapat menjadi rekomendasi teknologi untuk pemerintah dalam menanggulangi permasalahan illegal fishing. Selain itu, Ia juga berharap inovasi ini dapat meningkatkan sistem pendeteksi bencana di Indonesia. "Manfaatnya yang besar bagi Indonesia, saya berharap agar ide kami bisa terealisasi,” pungkasnya penuh harap. (mg1/fer)
Sumber: