Kreasikan Sampah Jadi Kerajinan, Solusi Ekonomi di Masa Pandemi Covid-19
Lamongan, memorandum.co.id - Siapa yang menyangka gerakan sosial membantu kaum duafa, yatim-piatu, dan masyarakat membutuhkan yang dilakukan Yayasan Berkas Bersinar Abadi (YBBA), milik anggota polisi, kini malah menjadi salah satu solusi di masa pandemi covid-19. Gerakan sedekah sampah itu terus berkembang, sekarang mulai merambah menjadi sentra kerajinan olahan sampah. Kegiatan itu dilakukan oleh Sahabat Berkas, yang merupakan irisan dan masih menjadi bagian dari YBBA. Kumpulan sekitar 200 pemuda sadar sosial di Desa Brengkok, Kecamatan Brondong, Lamongan, itu bergerak mengumpulkan sampah-sampah yang masih memiliki nilai jual. Sampah didapatkan dari sedekah masyarakat. "Dulu, semua sampah hasil sedekah dari masyarakat kita kumpulkan lalu kita jual dan secara keseluruhan uangnya kita gunakan untuk santunan bagi kaum duafa, yatim-piatu dan membantu lain sebagainya," tutur Ketua Sahabat Berkas Mufid Hakim, Minggu (4/10/2020). Ia menambahkan, sampah dari masyarakat tersebut diambil dua hingga tiga kali dalam seminggu. Sampah selanjutnya dikumpulkan di basecamp lalu dijual. Namun, dikarenakan musim pandemi Covid-19 ini, pihaknya pun memutar otak. Agar bagaimana kegiatan sosial yang dilakukan selain bisa membantu, tapi juga bisa meningkatkan nilai jual barang bekas serta menjadi ladang pencaharian bagi masyarakat. "Jadi setiap sampah terkumpul, ibu-ibu bersama para pemuda akan memilahnya. Mana yang untuk dijual lalu uangnya disumbangkan dan mana yang bisa dikreasikan menjadi barang yang memiliki nilai jual tinggi," ucapnya. Diketahui, kegiatan-kegiatan Sahabat Berkas sudah berjalan memasuki tahun kedua. Namun untuk membuat kerajinan tangan daur ulangnya baru berjalan sekitar tujuh bulan. "Untuk kerajinannya, kita fokus kepada barang yang memiliki seni tinggi sehingga harga jualnya juga tinggi. Selama ini produksi tas dan ukiran lampu," bebernya. Barang-barang tersebut dijual dengan harga kisaran Rp 100 ribu lebih. Dalam sebulan, biasanya terjual tidak kurang dari 25 pcs. Keuntungan dari hasil penjualan dibagi rata. Sedangkan modalnya diputar secara terus menerus untuk membeli keperluan bahan baku. Aipda Purnomo, Panit Lantas Polsek Babat Polres Lamongan. Ialah yang memiliki yayasan BBA tersebut dan yang membina para pemuda Sahabat Berkas. Purnomo mengatakan, dulunya kegiatan yayasannya berfokus untuk membantu kaum duafa dan yatim piatu. Dengan mengandalkan sedekah sampah dari masyarakat yang ia kumpulkan lalu jual kembali. Namun, kegiatannya semakin berkembang setelah para pemuda dan ibu-ibu Brengkong memiliki gagasan untuk mengolah sebagian limbah sampah tersebut menjadi kerajinan yang memiliki nilai jual tinggi. Hasilnya tidak mengecewakan. Bahkan, mampu membantu ekonomi masyarakat selama masa pandemi Covid-19. "Saya di sini istilahnya pembina, mereka yang menjalankan. Saat itu, para pemuda dan ibu-ibu memiliki gagasan usaha mandiri dengan mengolah limbah sampah menjadi kerajinan," ujarnya. Dengan senang hati, ia pun memberikan support moril penuh. Di samping menyediakan sokongan modal untuk kegiatan awal. Namun, ia nampaknya bisa selalu merekahkan senyumnya ketika ditanya mengenai Sahabat Berkas. Sebab, animo pemuda sangat tinggi. Dan banyak ibu-ibu masyarakat yang terbantu dari kegiatan yang diselenggarakannya. "Hasilnya, sekarang sekitar 200 pemuda tergabung dalam Sahabat Berkas. Serta ada sekitar 27 ibu-ibu yang memperoleh penghasilan dari kerajinan tersebut. Kan Alhamdulillah, apalagi sekarang masa pandemi Covid-19," tutupnya. Manfaat adanya kegiatan pembuatan kerajinan itu nampaknya sangat terasa pada para perajin. Rulik Puspita Sari misalnya. Ibu rumah tangga dengan dua anak tersebut merasa sangat terbantu. Dengan membuat kerajinan, selain mengisi waktu luangnya dengan hal yang berguna, di sisi lain ia dan ibu rumah tangga lain mendapatkan tambahan penghasilan. "Kegiatan ini sangat membantu perekonomian keluarga apalagi saat apndemi seperti sekarang ini," tuturnya bersyukur. (and/har/fer)
Sumber: