Dua Residivis Curanmor di Surabaya Dijebol Peluru

Dua Residivis Curanmor di Surabaya Dijebol Peluru

Surabaya, memorandum.co.id - Sepak terjang komplotan pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang kerap kali meresahkan warga Surabaya berakhir di tangan anggota Reskrim Polsek Sukolilo. Dari empat orang komplotan tersebut, petugas berhasil meringkus dua pelaku. Bahkan, petugas terpaksa menjebol betis keduanya yang merupakan mantan residivis kambuhan karena melawan di Jalan Kejawan Putih Tambak, Surabaya. Kedua tersangka yang harus berjalan tertatih itu yakni Abdul Azis (25), warga asal Madula Ombeng, Sampang, dan Ainul Yakin (24) , warga Jalan Bulak Banteng. Sementara itu kedua pelaku yang kabur saat penangkapan yakni FA dan KH, keduanya warga asal Bangkalan, Madura. Dari informasi dihimpun, komplotan ini selalu beraksi sekali dalam seminggu. Mulanya mereka berkumpul di Jembatan Suramadu sekitar pukul 24.00 dengan membawa peralatan berupa kunci T, kunci magnet, alat perusak gembok, dan pisau penghabisan. Selanjutnya mereka berkeliling dengan mencari target motor yang terparkir di dalam pagar, garasi atau di jalan kampung. “Setelah menemukan targetnya, para pelaku segera merusak kunci motor korban hingga berhasil membawanya kabur dan menjual ke penadah di daerah Madura. Kemudian uangnya ditransfer ke rekening masing-masing pelaku oleh FA, yang saat ini masih dalam pengejaran kami bersama KH,” kata Kapolsek Sukolilo AKP Subiyantana, Selasa (29/9/2020). Subiyantana menjelaskan, penangkapan komplotan curanmor ini bermula saat anggotanya sedang hunting system terhadap para pelaku 3C (curat, curas, dan curanmor) yang beraksi pagi hari saat hari libur. Tak berselang lama, melintas empat orang (komplotan,red) berboncengan motor matic tanpa menggunakan pelat nomor. Hal tersebut lantas membuat petugas curiga sehingga membuntuti kedua motor itu hingga akhirnya mengarah ke Jalan Kejawan Putih Tambak. Selanjutnya, dua orang (Azis dan Ainul) turun dari boncengan dan menuju motor di dalam pintu pagar. Sementara dua orang lainya menunggu di atas motor sembari memantau situasi. “Tanpa berlama-lama, anggota Opsnal di bawah komando Kanitreskrim Iptu Zainul Abidin segera menghampiri komplotan tersebut. Akan tetapi, kedua pelaku yang berada di atas motor menyadari kedatangan petugas sehingga langsung melarikan diri,” tutur kapolsek. Sementara Azis dan Ainul malah mengeluarkan  pisau penghabisan dari dalam tasnya. Petugas sempat memberikan tembakan peringatan, namun tak dihiraukan oleh pelaku dan tetap menyerang petugas. Lantaran membahayakan, petugas akhirnya mengambil tindakan tegas terukur dengan memnembak betis kaki kiri kedua tersangka. Selanjutnya petugas menggeledah badan dan kendaraan milik kedua tersangka, dan didapati di dalam jok motor itu ditemukan empat buah kunci T , sebuah kunci magnet, dua buah kunci L , dan gembok. “Untuk komplotan ini memang belum ada di TKP Sukolilo karena sebelum beraksi, mereka telah kami amankan. Namun dari pengakuannya, mereka pernah beraksi di parkiran wakop Jalan Kedung Tarukan, Tambaksari, dan Jalan Kaliwaron, Gubeng. Identitas kedua pelaku yang kabur telah kami kantongi, mereka semua mantan residivis kasus serupa,” ucap Subiyantana, Di hadapan penyidik, Azis mengaku bahwa dirinya pernah dipenjara sebanyak tiga kali, sementara Ainul sebanyak dua kali. Uang hasil hasil curanmor tersebut digunakan untuk membeli keperluan sehari-hari. “Uangnya buat makan pak, TKP-nya lebih sering di Surabaya. Saya menyesal masuk penjara lagi,” sesal Azis. (iah/fer)

Sumber: