Istri Dituduh Selingkuh, Nekat Panas-panasi Suami
Yuli Setyo Budi, Surabaya Awalnya Eliana (25, bukan nama sebenarnya) tergolong perempuan setia. Selalu taat dan patuh kepada suami. Sayang, hal tersebut tidak dapat dia pertahankan. Penyebabnya suami sendiri, sebut saja Mukhlisin (26), yang terlalu membabi buta menuduh Eli berselingkuh. Eli dan Mukhlis sama-sama alumni perguruan tinggi di Malang. Mereka bertemu pada 2015, terkesan, mengaku saling tertarik, tak lama kemudian jadian. Ciri khas pemuda-pemudi milenial: serba cepat. Memakai rumus SSW. Set-set-wet. Bahkan tidak sampai lulus dan wisuda, pasangan muda ini sudah duduk di kursi pelaminan. Benar-benar SSW. Percepatan itu dilakukan bukan karena mengejar deadline harus menikah muda atau takut kedahuluan kiamat, melainkan lantaran Lia terburu hamil. “Aku tak habis pikir,” gerutu Eli, yang duduk bersama temannya, sebut saja Afi, di meteras masjid tak jauh dari Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya, belum lama ini. Eli tidak menyangka Mukhlis sanggup menuduhnya seperti itu. Sebab, selama ini dia tidak pernah dekat dengan lelaki mana pun. Sebelum dengan Mukhlis, diakui dia memang sempat didekati beberpa cowok. Dayat, misalnya. Namun, Eli tidak pernah menanggapi pemuda yang membiayai kuliahnya dengan menjadi juragan rombeng ini. ”Aku pertama kali jatuh cinta ya kepada Mukhlis ini. Itu sudah berkali-kali aku sampaikan kepada dia. Dia pun mengakui aku adalah cinta perdananya. Lho, gitu kok aku dituduh selingkuh. Dengan siapa?” kata Eli seperti bertanya pada diri sendiri di depan Afi. Salah satu alasan Mukhlis menuduh Eli berselingkuh adalah anak semata wayang mereka, sebut saja Deni Lamong, wajahnya sama sekali tidak mirip dengannya. Tidak mirip juga dengan Eli. Jadi, Eli dituding mendua saat mereka berpacaran dulu. Kanan-kiri oke. “Opo gak gendeng tah ngene ini,” tutur Eli, kesal. Karena Mukhlis setiap saat ngotot dengan tuduhannya, Eli lantas menawarkan solusi agar Mukhlis dan Deni dites DNA. Dengan begitu, nanti akan jelas Deni itu buah karya siapa. Mukhlis atau lelaki lain. Celakanya, mati-matian pula Mukhlis menolak saran tersebut. Alasan dia, hasil tes DNA bisa dipalsukan. “Apa nggak itu gila, Fi? Makanya aku lari ke tempatmu untuk curhat masalah ini. Maaf kalau aku selalu merepotkan,” kata Eli, “Kalau dia mau tes DNA, akhir ceritanya pasti beda. Malah tidak akan pernah ada cerita.” Napas Eliana tiba-tiba tersengal dan suaranya terputus-putus. Sepertinya tersedak air liur sendiri. Memorandum, yang duduk tidak jauh dari mereka pascasalat Ashar, lantas menawarkan sebotol air mineral. Ternyata pembicaraan Eli dan Afi belum selesai. Tanpa canggung mereka terus bertukar pikiran di depan Memorandum. “Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan,” kata Eli. Tahu apa yang akhirnya disarankan Afi? Tidak kalah gila dari pikiran Mukhlis. Afi dorong Eli mewujudkan tuduhan suaminya. “Biar kapok laki-laki kayak gitu. Biar ngeh bahwa perempuan seperti kita-kita ini juga masih bisa menarik mata lelaki di luar rumah,” kata Afi. Ternyata Afi tidak sekadar omong kosong saat menyarankan Eli berselingkuh. Dia memperkenalkan Eli dengan sahabatnya, yang sebenarnya sejak remaja sudah naksir berat terhadap Eli. Namanya sebut saja Tulus, yang kini menjadi karyawan sebuah bak swasta ternama. “Paling tidak, untuk manas-manasi hati suamimu,” kata Afi, mantab. (bersambung)
Sumber: