Dimakan Rayap dan Terguyur Hujan
SURABAYA - Kelengkapan logistik pemilu di Jawa Timur mulai dihadang persoalan. Di beberapa daerah, Memorandum mendapatkan informasi temuan kerusakan surat dan kotak suara. Seperti yang terjadi di Jember, akibat kebocoran atap gudang penyimpanan logistik pemilu milik Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Sumber Baru, berdampak di kotak suara. Percikan hujan membasahi kotak berbahan karton tebal yang disimpan di gudang. Hanya saja, Ketua PPK Sumber Baru Ferry Agus Rudianto menjamin kondisi kotak suara masih bisa digunakan. "Guna mengantisipasi rusaknya kotak suara dan kelengkapan pemilu yang lain bertambah parah, semua logistik dibungkus dengan plastik," terang dia, Senin (15/4). Langkah itu mengantisipasi curah hujan tinggi yang diprediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, wilayah Jatim akan diterpa hujan ekstrem hingga 2 hari ke depan. “Sebagian logistik pemilu kita pindah ke tempat lebih aman. Di sekretariat PPK Kecamatan,” jelas Ferry. Dia juga membantah ada 7 kotak suara rusak dan tidak bisa difungsikan. “Masih bisa. Semuanya tinggal menunggu waktu pendistribusian ke kantor Desa PPS," tambah Ferry. Kondisi kotak suara berbahan dasar dupleks (karton berlapis dua, red) yang masih bisa digunakan, juga dibenarkan anggota Panwascam Kecamatan Sumber Baru Ali Gozhali. "Kotak suara tidak ada yang rusak, masih layak digunakan pada Rabu nanti," kata Ali. Beda kasus, di Kecamatan Sukorambi, Ketua PPK setempat Nur Fadli mengungkap, jika rayap jadi pemicu kerusakan kotak suara. "Kotak suara yang rusak dan tidak layak ada sembilan termakan rayap. Sudah dilakukan penggantian kotak suara baru," sebut Nur Fadli. Kondisi itu di luar prediksi karena gedung untuk lokasi penyimpanan baru dua bulan selesai dibangun. Sementara di Lumajang, hujan juga membuat persediaan logistik kotak suara berkurang. Setidaknya, ada 90 kotak suara dan raturan kertas surat suara yang disimpan di gudang PKK Kecamatan Klakah dan Padang mengalami kurusakan. Ketua KPU Lumajang Siti Mudawiyah memastikan kerusakan itu sudah diganti. “Kotak suara ada 90-an yang rusak di Klakah. Sedangkan di Padang ada tujuh kotak. Untuk kertas surat suara ada 300-an yang rusak. Semua sudah diganti pada Minggu (14/4),” kata Siti Mudawiyah. Rusaknya logistik pemilu, terutama kotak suara membuat polemik penggantian bahan baku alumunium ke kertas kembali mencuat. Apalagi waktu pemilihan, sebagian besar wilayah Indonesia mengalami puncak musim hujan. Sehingga daya tahan dupleks yang diklaim bisa menahan berat hingga 70 kilogram tidak setangguh kotak berbahan alumunium. Tapi keputusan sudah ditetapkan. Dengan anggaran sebesar Rp 284,2 miliar untuk memproduksi 4,6 juta kotak suara. Semoga faktor alam tidak lagi memicu kegaduhan akibat rusaknya logistik pemilu. (edy/tri/x2/nov)
Sumber: