Cangkrukan Karo Buk’e Bahas Beasiswa Scientist
Bojonegoro, Memorandum.co.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro sangat serius menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul, pemerataan pendidikan dan peningkatan IPM (indeks pembangunan manusia). Dalam hal ini Bupati Bojonegoro Anna Muawanah mengajak cangkruan bareng mahasiswa Bojonegoro dari berbagai universitas di Indonesia dan Luar Negeri di Pendopo Malowopati Pemkab Bojonegoro. Acara yang bertajuk "Cangkruan Karo Buk'e" ini terlihat gayeng. Hal itu terlihat dengan antusiasme Mahasiswa Bojonegoro yang hadir dari berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta dari berbagai kota di Indonesia dan luar negeri. Mahasiswa yang hadir adalah perwakilan Himpunan Mahasiswa Bojonegoro dari berbagai kampus yang menempuh kuliah di Malang, Surabaya, Jember, Yogyakarta, Semarang, Bogor, Jakarta, Luar Negeri, serta lokal Bojonegoro. "Cangkrukan Karo Buk'e" membahas beasiswa scientist, beasiswa satu Desa dua sarjana, serta beasiswa mahasiwa semester akhir yang dikemas dalam format sosialisasi dan diskusi tanya jawab, yang di hadiri nara sumber berkompeten dari masing-masing OPD lingkup Pemkab Bojonegoro. Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah yang lebih familiar disapa Buk'e ini memaparkan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bertumpu pada tiga sektor, diantaranya pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Bu Anna menambahkan IPM akan tercapai apabila ketiga sektor diatas mengalami peningkatan, dengan kondisi geografis Bojonegoro yang luas dan masyarakat yang variatif sangatlah berpengaruh pada pertumbuhan dimaksud. Oleh sebab itu, lanjut Buk'e, program-program unggulan yang sudah dicanangkan dalam 5 tahun ke depan sejak awal Pemerintahan Buk'e dilaksanakan secara terencana dan bertahap. "Mulai dari infrasrtuktur, sektor pertanian, perdagangan, kesehatan, peternakan, teknologi informasi, dan pemerataan pendidikan dengan program beasiswa scientis dan satu Desa minimal ada dua sarjana, dan sebagainya," terang Bupati Wanita Pertama di Bojonegoro ini. Menurut Buk'e, dahulu banyak orang desa yang bermigrasi ke kota, untuk mengais rejeki, bersekolah, dan akhirnya menetap tinggal di kota. Hal inilah yang menimbulkan ketidak seimbangan di berbagai bidang antara masyarakat sesa dan kota. Dengan adanya program beasiswa tersebut harapannya, setelah lulus menempuh pendidikan perguruan tinggi, "Agar sekiranya adik-adik Mahasiswa ini kembali ke desa untuk membangun desa dengan mentransfer teknologi, ilmu pengetahuan, juga transfer keberanian, karena Mahasiswa adalah agen perubahan (agent of change) bagi kemajuan Negeri," pintanya. Salah satu perwakilan Mahasiswa UNY (Universitas Negeri Yogyakarta) semester V jurusan Sastra Indonesia Febry D.S. berpendapat, beasiswa scientis dan satu desa dua sarjana ini sudah bagus. "Ada titik jelas antara pemkab dengan mahasiswa terkait program tersebut dan tindak lanjutnya. Harapannya, ke depan ada penambahan kuota tidak hanya dua sarjana saja, dan ada ruang khusus komunikasi bagi mahasiswa dengan Pemkab Bojonegoro," bebernya. (top/har/gus)
Sumber: