Malik Fadjar Wafat, Ketua PP Muhammadiyah: Kita Kehilangan Tokoh yang Berpengaruh

Malik Fadjar Wafat, Ketua PP Muhammadiyah: Kita Kehilangan Tokoh yang Berpengaruh

Malang, Memorandum.co.id - Tokoh nasional yang pernah menjabat Rektor UMM periode 1983-2000, Prof. H. Abdul Malik Fadjar meninggal dunia. Malik Fajar mengembuskan napas terakhir Senin (7/9/2020) malam sekira pukul 19.00 WIB di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan. Kabar duka ini membawa kesedihan mendalam bagi tokoh-tokoh Muhammadiyah. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadyah, Prof. Haedar Nashir menyampaikan, Malik Fadjar dikenal sebagai sosok tokoh Muhammadiyah yang sangat mengayomi. "Saya banyak belajar dari beliau. Beliau tokoh Muhammadiyah, umat Islam, dan bangsa yang bersahaja, gigih, penuh prestasi di bidang pendidikan, berpikiran maju, inklusif, dan diterima banyak pihak," ujarnya. Haedar mengungkapkan jika almarhum semasa hidupnya sangat gigih terutama dalam pengabdiannya untuk bangsa, terutama dalam hal pendidikan. "Kita kehilangan tokoh besar yang dimiliki bangsa ini. Almarhum lebih banyak bekerja membangun pusat keunggulan dan membawa umat untuk maju ketimbang banyak bicara," tambahnya. Senada disampaikan Rektor UMM, Dr. Fauzan saat dikonfirmasi oleh Memorandum.co.id, Selasa (8/9/2020). Ia mengaku sangat kehilangan sosok tokoh Muhammadiyah yang mampu menjadi inspirasi itu. "Tentu sangat kehilangan, karena beliau itu orang yang tidak pernah lelah mencari solusi dalam persoalan kehidupan bangsa. Sederhana, disiplin, tegas, dan inspiratif," tegasnya. Dalam biografinya, Abdul Malik Fadjar tak sekadar menjadi guru Muhammadiyah selama puluhan tahun, tapi juga berkontribusi besar membangun sekolah-sekolah Muhammadiyah dan perpustakaan desa di daerah Yogyakarta dan Magelang. Kesuksesannya dalam mengembangkan pendidikan, terutama pendidikan Islam, membuat namanya kian disegani dalam dunia pendidikan Indonesia. Terlebih, ia mampu membawa UMM yang semula tak begitu dipandang menjadi kampus yang amat disegani dalam konteks nasional bahkan internasional. Hal itu membuatnya dipercaya sebagai Menteri Agama di era Presiden BJ Habibie pada 1998-1999 dan Menteri Pendidikan Nasional di era kepemimpinan Megawati Soekarnoputri 2001-2004. Bahkan, ia juga sempat menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) ad-interim menggantikan Jusuf Kalla yang ketika itu mencalonkan diri sebagai wakil presiden pada Pemilu 2004. Di samping itu, Malik juga aktif di Ikatan Cendekiwan Muslim Indonesia (ICMI) dan Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial (HIPIIS).(lis/ari)

Sumber: