Tak Semua Warga Bisa Nikmati Hiburan Modern

Tak Semua Warga Bisa Nikmati Hiburan Modern

Surabaya, Memorandum.co.id - Berbicara tentang taman hiburan rakyat (THR), banyak kenangan yang tidak terlupakan dari salah satu ikon di Surabaya ini. Terutama bagi warga yang saat ini berusia 35 tahun ke atas, yang notabene tidak bisa mengenang dan memperkenalkan kembali kejayaan THR dengan berbagai hiburan dan permainan murahnya kepada anak. Tidak hanya itu, hilangnya kreativitas seni dan budaya pun cukup dirasakan karena tidak ada wadah untuk menampung kreasi anak dalam mengembangkan bakatnya. Seperti yang dikatakan Eva Nur Rachmah SPsi MPsi, salah satu psikolog di Surabaya ini. Diakui Eva, ikon THR cukup kental dengan warga Surabaya. Dengan semua permainan dengan biaya serba murah sangat mewakili kebutuhan warga untuk mencari hiburan di tengah rutinitas sehari-hari. Memang diakui, masa kejayaan THR itu tidak dirasakan oleh generasi milenial saat ini. “Kalau anak-anak sekarang banyak yang tidak tahu soal THR. Mereka hanya sekadar mendengar nama, dan tahu kalau sekarang sudah tidak ada,” ujar Eva. Tapi bagi alumni Universitas Surabaya (Ubaya) ini, dengan hilangnya ikon THR baginya sangat disayangkan. Terutama bagi anak-anak yang waktu di usianya yang bisa lepas dan bebas berkreativitas sambil menikmati hiburan yang sangat murah. “Sangat kehilangan. Kalau anak-anak seusia saya, atau di atas 35 tahun pasti mereka merasa kehilangan. Apalagi dulu, setelah kita pentas di panggung lalu diberi voucher untuk bisa menikmati mainan secara gratis. Itu kenangan yang tidak bisa dilupakan,”jelasnya. Apalagi, lanjut Eva, penampilan pentas di panggung itu dilihat orang banyak dan ini yang mulai berkurang dan sekarang tidak bisa dirasakan generasi milenial yang lebih ke arah tempat-tempat hiburan yang lebih modern. “Kalau anak sekarang mungkin lebih memilih tempat hiburan yang di mal-mal. Beda saat kita masih anak-anak dulu, berada di THR sudah sangat menyenangkan dalam mengisi liburan bersama keluarga,” ujar Eva. Mungkin kalau sekarang, tempat kreativitas seni dan budaya bisa dilakukan di Cak Durasim namun itu juga sekarang juga mulai berkurang kegiatannya. “Di Cak Durasim mungkin bisa menggantikan itu, tapi tidak seperti waktu di THR. Kita bisa mengembangkan bakat dan seni sekaligus bermain sepuasnya,” tambahnya. Disinggung soal tempat hiburan anak yang murah dan terjangkau, apakah perlu dihidupkan kembali di Surabaya, Eva menambahkan hal tersebut sangat diperlukan mengingat tidak semua anak bisa menikmati hiburan atau bermain di tempat-tempat modern. “Sangat perlu. Kalau itu memang bisa dilakukan, saya bisa bernostalgia kembali bersama anak-anak,” pungkas Eva. (fer/tyo)

Sumber: