Tarif Sekali Kencan Rp 250 Ribu

Tarif Sekali Kencan Rp 250 Ribu

SURABAYA - Prostitusi terselubung di eks lokalisasi Dolly ternyata masih beroperasi. Terbukti, setelah polisi meringkus muncikari, pekerja seks komersial (PSK), dan pelanggannya atau pria hidung belang. Bahkan, saat digerebek di kamar kos berlantai 2 di Jalan Jarak 21, PSK bernama Gemi alias Lilik (44), masih melayani tamunya berinisial AB asal Lamongan. Sedangkan, muncikari yang diamankan adalah Muji alias Jimy (38), warga Jalan Lombok, Dusun Jaruman, Kelurahan Godean, Kecamatan Loceret, Nganjuk yang ngekos di Jalan Kupang Gunung Timur I. Kapolsek Sawahan Kompol Dwi Eko mengungkapkan, penangkapan yang dilakukan terhadap Jimy dan juga penggerebekan itu, berawal dari laporan masyarakat setempat bahwa di eks lokalisasi Dolly masih kerap ada transaksi prostitusi terselubung. Informasi tersebut selanjutnya ditindaklanjuti anggota dengan melakukan penyelidikan ke lokasi. Hasilnya, petugas yang berpakaian preman mendapati Jimy sedang menawarkan jasa esek-esek ke pria hidung belang berinisial AB. "Tarif sekali kencan (short time) dengan anak buah Jimy (PSK, red) Rp 250 ribu," kata Dwi Eko, Rabu (10/4). Setelah sepakat, Muji lalu menghubungi Gemi alias Lilik (44), asal Dusun Wates, Kecamatan, Campur Darat, Tulungagung, untuk datang ke kamar kos di Jalan Jarak 21 karena ada tamu yang ingin dilayani. Sesaat kemudian, petugas menggerebek kamar tersebut. Ternyata di dalam, Lilik masih melayani pelanggannya. "Saat kami gerebek, yang laki-laki tanpa mengenakan celana, sedangkan perempuannya telanjang," beber mantan Kapolsek Gubeng ini. Selain PSK, muncikari (Jimy) juga diringkus di lokasi yang sama, setelah ada pengakuan dari Lilik. Ketiga orang tersebut lalu digiring ke Mapolsek Sawahan guna pemeriksaan lebih lanjut. "Kami juga menyita barang bukti uang senilai Rp 270 ribu dan 1 unit HP Samsung yang dijadikan alat komunikasi tersangka, handuk, sprei, tisu, dan kondom," tandas Dwi Eko. Dwi Eko tidak menampik bila prostitusi terselubung di eks lokalisasi Dolly masih ada meski faktanya resmi ditutup pemkot. Hanya saja, pihaknya kesulitan untuk mengungkap karena dilakukan sangat rapi.  Tapi, kali ini berkat proses penyelidikan yang matang akhirnya satu muncikari berhasil diringkus. Di hadapan penyidik, Muji alias Jimy mengaku sudah empat bulan beroperasi menawarkan jasa esek-esek . Tapi, polisi tidak percaya dengan keterangan itu karena informasinya dia sudah lama melakoni bisnis prostitusinya di eks lokalisasi Dolly dan Jarak. “Kami akan terus mengembangkan kasusnya dan bakal menangkap muncikari  lain yang nekat beroperasi,” pungkas Dwi Eko. (rio/nov)  

Sumber: