DBD Jangan Menjadi Masalah Baru

DBD Jangan Menjadi Masalah Baru

Surabaya, memorandum.co.id - Di masa pandemi Covid-19, selain melaksanakan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona, masyarakat  juga sebaiknya melakukan langkah 3M (menguras, mengubur dan menutup). Hal itu guna mencegah terjadinya tempat perindukkan nyamuk. Bumantik Kelurahan Asemrowo RW 1 Sumining mengatakan, bahwa di masa pandemi ini belum ada satupun kasus DBD di lingkungannya. Meski demikian, masyarakat maupun petugas kesehatan harus tetap waspada dengan melakukan berbagai upaya pencegahan. "Covid-19 memanglah berbahaya namun jangan sampai DBD menjadi masalah baru di masa pandemi," ujar Sumining. Sumining mengaku bahwa kegiatan bumantik sempat vakum diawal pandemi, tetapi sebagai kader-kader bumanti tetap melakukan pemantauan dan sosialisasi kepada masyarakat. Salah satu cara mematuhi protokol kesehatan dalam pemantauan adalah dengan memberikan stiker tanda tangan. "Bumantik tidak perlu memantau hingga ke dalam rumah, cukup tuan rumah memeriksa rumahnya sendiri apakah terdapat jentik atau tidak, lalu memberikan tanda tangan pada stiker di depan rumah," terang Sumining. "Bumantik tinggal memeriksa keterangan tanda tangan di stiker tersebut di depan rumah masyarakat," papar Sumining. Sumining menjelaskan bahwa buka kegiatan bumantik yang vakum melainkan laporan dan honornya saja. Sebelumnya honornya Rp 112.000 per bulan atau sekitar Rp 28.000 dikali empat kegiatan dalam satu bulan. "Awal Agustus kemarin sudah dimulai lagi untuk laporan, namun dibatasi dua kali kegiatan dalam sebulan yaitu pada minggu pertama dan ketiga," jelasnya. Sumining mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu ingat bahwa kesehatan itu penting. "Kita harus percaya dan yakin bahwa pandemi ini pasti akan selesai dengan selalu mematuhi protokol kesehatan. Bumantik jangan lelah mensosialisasikan pencegahan DBD kepada masyarakat," ingatnya. (mg1/tyo)

Sumber: