Kemarau, 1.039 Desa di Jatim Dilanda Kekeringan

Kemarau, 1.039 Desa di Jatim Dilanda Kekeringan

Surabaya, Memorandum.co.id - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Suban Wahyudiono mengakui adanya peningkatan potensi desa kekeringan di Jawa Timur. Ia menjelaskan, berdasarkan data di tahun 2020 sebanyak 31 dari 38 kab/kota Jawa Timur mengalami kekeringan. Meliputi 272 Kecamatan dan 1.039 Desa. "Kenaikan terjadi mengacu dari data desa terdampak kekeringan di tahun 2019 hanya sebanyak 233 Kecamatan dan 817 Desa," kata Suban, Selasa (25/8/2020). Sedangkan untuk katagori desa mengalami kering kritis di 31 kab/kota Jatim pada tahun 2020 mengalami penurunan. "Data tahun 2019 untuk katagori kering kritis sebanyak 579, sedangkan tahun 2020 terdapat 561 desa. Sehingga mengalami penurunan sebesar 18 desa dalam setahun," terangnya. Suban mengaku, dari analisa Badan Metreologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), awal musim kemarau terjadi pada bulan April dan puncak kemarau terjadi pada bulan Agustus 2020. "Puncak kemarau tahunan ini, kami telah melakukan tindakan-tindakan jangka pendek dan jangka panjang di 31 kab/kota Jawa Timur. Untuk jangka pendek BPBD Jatim memberikan tandon air dan droping air bersih di daerah. Bahkan, langkah jangka panjang kita buatkan bor sumur bagi desa katagori kering kritis," ungkapnya. Sementara itu, Kasubag Umum BPBD Jatim, Kemal Faruk menambahkan, beberapa daerah di Jawa Timur sudah ada yang meminta dropping air bersih. "Yakni Kab Pasuruan, Kab Ngawi, Kab Lumajang dan Kab Bondowoso. Yang jelas segera kita droping air bersih. Karena air bersih ini menyangkut kebutuhan mendasar bagi masyarakat untuk minum, memasak dan lain sebagainya," pungkasnya.(why)

Sumber: