Dialihkan Penanganan Covid-19, Pasar Tradisional Kutisari Tersendat
Surabaya, memorandum.co.id - Keinginan warga Kelurahan Kutisari, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Surabaya, untuk memiliki pasar tradisional berkonsep modern belum terwujud. Setahun berhenti, sebab anggaran pembangunan sarana prasarana Pasar Kutisari Indah Utara disinyalir tersendat untuk percepatan penanganan Covid-19. Sulasmi, warga Kutisari, sekaligus pedagang mengaku, bahwa Pasar Kutisari ini akan digunakan tempat relokasi para pedagang di Kutisari Selatan. "Ya, hingga sekarang atau setahun berjalan pasar tradisional ini belum juga dibuka. Padahal kondisi fisiknya sudah bisa ditempati untuk pedagang berjualan," kata Sulasmi, Selasa (18/8/2020). Sulasmi berharap, persyaratan pedagang menempati pasar baru bisa gratis. "Sebab, infonya bagi pedagang Surabaya untuk mendapat stan atau lapak pasar biayanya mahal," terangnya. Ketua LPMK Kutisari Hady Wahyono Azhar mengatakan, warga sangat menginginkan pasar tradisional di kawasan Kutisari segera dibuka. "Sebab, pasar itu dijadikan sebagai pasar lingkungan di kawasan permukiman. Kami berharap akhir tahun dinas koperasi membuka pasar tradisional tersebut," imbuhnya. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surabaya Widodo mendorong Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKPCKTR) Kota Surabaya segera menyelesaikan pembangunan sarana prasarana (sarpras). "Kami menunggu penyempurnaan sarpras toilet pasar dari DPRKPCKTR. Sedangkan pembangunan atau fisiknya pasar sudah bisa dipakai," terangnya. Widodo menjelaskan, rencana total kapasitas Pasar Kutisari sejumlah 152 lapak. Di antaranya, 50 kios, 28 stan basah, 56 stan kering, 18 bedak, prasarana kantor, dan 10 kamar mandi. "Kita sudah bekerja sama dengan kecamatan dan kelurahan untuk mendata pedagang di Pasar Kutisari. Tentunya penggunaan lapak atau stan pasar tidak dipungut biaya dan gratis," tandasnya. Kabid Bangunan dan Gedung DPRKPCKTR Surabaya Imam Krestian mengatakan, saat ini ada persiapan pekerjaan landscape dan paving sekitar pasar untuk area parkir. "Sedangkan untuk operasionalnya masih menunggu dari Dinkop Surabaya," jelasnya Iman Krestian, mengaku, pasar di Kutisari dibangun agar pedagang yang biasa membuka lapak di jalan kampung bisa mendapatkan tempat berjualan lebih layak. "Untuk pasar lingkungan di Kutisari, kita menyiapkan gedung yang bisa di pakai untuk berjualan bagi pedagang yang selama ini tidak memiliki stan jualan, dan menjadikan jalanan kampung sebagai pasar tumpah," pungkasnya. (why/fer)
Sumber: