Jangan Persulit Nasabah
Surabaya, memorandum.co.id - Pewarta Antara Biro Jawa Timur, Willy Irawan, pernah kehilangan uang sebesar Rp 19,6 juta di tabungan miliknya yang diduga dibobol oleh pihak tak bertanggung jawab. "Sebenarnya di tabungan masih ada Rp 20 juta, tapi saya cek tinggal Rp 400 ribu," ujar Willy kepada Memorandum. Ia mengaku menyimpan uangnya di tabungan Bank Negara Indonesia (BNI), lalu saat akan mentransfer ke kerabatnya melalui mobile banking (m-banking) selalu gagal karena saldo tak mencukupi. "Saya mau transfer Rp 1 juta, tapi gagal terus. Saya kaget karena saldo hanya Rp 400 ribu," ucap pemuda asal Bungurasih, Waru, Sidoarjo, tersebut. Mengetahui hal tersebut, ia segera mengecek mutasi rekening di m-banking miliknya dan tertera terdapat transaksi penarikan uang sebesar Rp 9 juta di BNI Malang pada 6-7 Maret 2020, bahkan dilakukan berkali-kali. Ia kemudian langsung mendatangi Kantor Cabang BNI Gateway Waru, Sidoarjo, sekaligus mengisi surat pernyataan bahwa telah terjadi pembobolan di tabungannya. "Setelah isi surat pernyataan, lalu dicetakkan rekening koran. Katanya masih diproses dan menunggu 14 hari," ucap pria 29 tahun tersebut. Kejadian ini, membuat Willy akhirnya melapor ke Polda Jatim. Namun, selang beberapa jam kemudian pihak Bank BNI menghubungi dan mengaku telah mengembalikan uangnya di ATM dengan alasan kesalahan sistem. "Alhamdulillah berkat BNI yang cepat dan tanggap, uang saya yang hilang akibat dibobol telah kembali," ujar Willy. Ia berterima kasih kepada pihak BNI yang dengan cepat merespons kejadian tersebut, sehingga tak menimbulkan keresahan di masyarakat. Pemuda 29 tahun tersebut berharap masyarakat bisa mengambil pembelajaran dari kasus yang dia alami. "Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran bagi semua. Sekali lagi terima kasih BNI yang cepat merespons permasalahan yang saya alami," ucapnya. Menurut Willy, berkaca pada kasusnya, semestinya bank lebih memperketat sistem pengamanannya. Kalau itu berkaitan dengan pembobolan via daring, maka perlu sistem yang lebih untuk mengamankan uang nasabah. Sementara jika dibobol melalui ATM, masih kata Willy, bank juga perlu memastikan mesin-mesin ATM terjaga dengan baik. Selain itu, jika ada kasus kebobolan, bank semestinya mempermudah nasabah untuk memproses kehilangan tersebut. Bukan sebaliknya dengan mempersulit nasabah. Karena bagaimana pun bank telah dipercaya nasabah. "Mungkin saya termasuk yang beruntung uang bisa kembali cepat. Banyak kasus nasabah yang kehilangan uang karena dibobol, tapi prosesnya malah dipersulit pihak bank," kata Willy. (rio/nov)
Sumber: