Pilwali Surabaya Tak Ada Daya Kejut

Pilwali Surabaya Tak Ada Daya Kejut

Surabaya, Memorandum.co.id - Belum direkomendasikannya calon Wali Kota Surabaya oleh DPP PDI Perjuangan tidak mengagetkan. Karena selama ini, PDI Perjuangan belum menemukan kader internal yang selevel dengan kualitas dan kapasitas Tri Rismaharini. Hal ini membuat ketua umum DPP PDI-P sangat hati-hati mengeluarkan rekomendasi Pilwali Surabaya. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS), Drs. Sucahyo Tri Budiono, M.Si menjelaskan, kader PDI-Perjuangan tidak memiliki daya kejut di masyarakat. Karena kualitas yang diusung sangat tidak bisa menyaingi kepopuleran Tri Rismaharini, apalagi mengungguli Tri Rismaharini. Sementara calon yang diusung 8 partai politik ke Machfud Arifin (MA), kualitasnya setara dan bahkan menurut banyak kalangan, nama mantan Kapolda Jatim ini bisa mengungguli Wali Kota Tri Rismaharini. Sejumlah nama yang digadang-gadang PDI-Perjuangan bisa mengantikan Tri Rismaharini adalah Wisnu Sakti Buana (Wakil Wali Kota Surabaya), Armudji (Anggota DPRD Jawa Timur), Diah Katarina (anggota DPRD Kota Surabaya), Anugrah Ariyadi (mantan anggota DPRD Kota Surabaya). Termasuk nama Eri Cahyadi (Kepala Bappeko Surabaya). "Ini pekerjaan berat bagi PDI-P untuk mengangkat elaktabilitas dari calon yang diusung di Pilwali Kota Surabaya," tandas Sucahyo. Pakar politik Wijaya Kusuma ini memprediksi pertarungan politik di internal PDI-P sangat kental. Sejumlah kader internal saling klaim mendapat rekomendasi dari DPP PDI-P. "Internal sangat kuat pertarungannya untuk mengusung di level wali kota maupun wakil wali kota. Sayang, kader yang ada belum melebihi kualitas Tri Rismaharini," tambah Sucahyo. Sucahyo menambahkan, untuk Pilwali Kota Surabaya, PDI-P memiliki pekerjaan berat. Apakah PDI-P berkoalisi dengan partai politik lain yang lebih awal memberikan dukungan pada Calon Wali Kota Surabaya lainnya. Ia memprediksi, pilihan terbaik untuk kepentingan Pilwali maupun Pemilu Legislatif 2024 adalah menggandeng kekuatan Machfud Arifin (MA). "Memang ini pilihan sulit. Karena strategi politik yang digarap tidak merugikan kepentingan pemilu 2024 mendatang," tegas Sucahyo. Sementara itu, Megawati Soekarnoputri terkesan masih berharap campur tangan Tri Rismaharini di Pilwali Kota Surabaya akan memuluskan upaya mengamankan kursi Balaikota Surabaya lima tahun ke depan. Seperti diketahui, DPP PDI-P di rekomendasikan tahap tiga hanya mengumumkan 5 kabupaten, tanpa merekom Pilwali Kota Surabaya. Lima kabupaten/kota yang mendapat rekomendasi diantaranya Kabupaten Gresik, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, dan Kabupaten Ponorogo. "Ini menunjukkan Bu Mega sangat hati-hati agar tidak keliru memberikan rekomendasi," tutup Sucahyo. (day)

Sumber: