Mengaku Pergoki Suami Memeluk Istri Tetangga

Mengaku Pergoki Suami Memeluk Istri Tetangga

Oleh: Yuli Setyo Budi, Surabaya Hanya dua tahun Efendi menjalani tugasnya di Lamongan. Setelah itu dia kembali ditarik ke Surabaya, memegang jabatan di Benowo. Mereka hidup bahagia. Ketika usianya menginjak 29 tahun, Sukeng dinyatakan positif hamil oleh dokter kandungan. Kehamilan Sukeng tak hanya membawa perubahan fisik pada perempuan cantik tersebut. Jiwanya juga berubah menjadi melemah dan mudah goyah. Dia sering kehilangan kepercayaan diri. “Ini saya ketahui dari Efendi. Dia diam-diam beberapa kali menemui saya,” kata pengacara yang seharusnya berpihak kepada Sukeng ini. Apa tujuan Efendi? Menurut pengacara tersebut, sejak tahu dirinya hamil, Sukeng jadi perempuan yang overprotektif terhadap Efendi. Setiap langkah Efendi selalu dinilai salah. Sukeng juga menjadi istri yang superpencemburu. Contoh, Efendi pernah diamuk entek ngamek kurang ndolek gara-gara tepergok menerima semangkuk nasi soto dari tetangga. Tetangga tersebut memang cantik, seksi, dan tubuhnya masing kenceng. Wong memang baru menikah awal 2018 lalu. Dia bukan memberi Efendi, melainkan menitipkan nasi soto tersebut untuk Sukeng, yang kabarnya nyidam nasi soto. Dijelaskan model apa pun, Sukeng nggak mau mengerti. Intinya, dia cemburu kepada tetangganya tersebut. Sukeng lebih sewot lagi ketika melihat Efendi berbincang-bincang dengan perempuan tadi pada suatu sore. “Ceritanya, sore itu Efendi keluar kompleks perumahan untuk membeli bohlam. Kebetulan mereka berpapasan di depan rumah. Sekadar basa-basi, ngobrollah mereka. Begitu,” tambah dia. Itu cerita Efendi kepada sang pengacara. Bagaimana versi Sukeng? “Berbeda. Versi Sukeng, suaminya tepergok sedang memeluk tetangganya. Mesra dan agak lama. Baru dilepas setelah ketahuan dia,” katanya, disambung senyum penuh arti. Kecemburuan tersebut akhirnya mengantarkan Sukeng pada puncak emosi. Dia menggugat cerai suaminya. Tentu saja Efendi terkejut ketika menerima surat panggilan dari PA. Usai sidang pertama, diam-diam sang pengacara memanggil Efendi. Dia mengaku merasakan keanehan pada kasus yang sedang ditanganinya ini. Setelah mendengar penjelasan Efendi, sadarlah pengacara tersebut bahwa Sukeng kemungkinan sedang dilanda kegalauan tak berdasar akibat kehamilannya. “Bisa dimaklumi. Ini adalah kehamilan pertamanya setelah dia dilanda banyak persoalan pada pernikahan-pernikahan sebelumnya. Intinya, Efendi minta tolong saya agar gugatan Sukeng dibatalkan atau agar mereka didamaikan. Aslinya kan tidak ada apa-apa di antara mereka,”  tutur pengacara murah senyum ini. Ketika Memorandum hendak pamit, tiba-tiba telepon pengacara tadi berdering. “Apa?” katanya terkejut. Kemudian dia mendengarkan dengan serius suara di seberang sana. “Sukeng keguguran,” tuturnya. Lirih.  (habis)  

Sumber: