Panjang Umur, Brokoli dan Cerdas Hati Nurani
Inilah resep sehat dan panjang umur yang biasa kita dengar atau baca: makan sayur sehat seperti brokoli, olah raga, dan istirahat yang cukup. "Tidak sesederhana itu," kata Howard Friedman Ph.D dan Leslie Martin Ph.D dalam riset yang dibukukannya dengan judul The Longevity Project. Menurut mereka, rahasia lain, untuk hidup sehat dan panjang umur adalah conscientiousness, cerdas hati nurani, pintar mendengarkan kata hati. "Mereka yang hidupnya hati-hati,tidak grusa-grusu, disiplin, tekun, tertib, teratur dan perencanaan matang terbukti lebih sehat dan panjang umur," kata penerus penelitian Psikolog Stanford University Lewis Terman ini. Keduanya juga meneliti sifat-sifat orang yang meninggal di bawah 60 tahun, dan orang yang masih sehat pada umur 70-an tahun. Orang yang cerdas hati nuraninya, kata Friedman dan Martin, akan mempunyai banyak teman dan cenderung sukses di manana pun: di rumah, kantor, maupun masyarakat. "Mereka yang pintar menata hati, punya kepribadian menarik, lebih tahan banting, dan tidak cepat menyerah," katanya. "Tentu tetap ada some degree of worrying, tapi mereka bisa mengatasi stressornya dengan baik. Tidak ada orang yang stress free. Tapi, yang membedakan satu sama lain, how to cope with, bagaimana menyikapinya. Orang yang punya conscientiousness bisa mengatasinya," kata Friedman kepada Jennifer Ludden dari NPR. Apakah kita termasuk yang cerdas hati nurani? Cobalah jawab pertanyaan-pertanyaan ini: 1. Saya termasuk orang yang selalu menyiapkan segala sesuatu dengan detil 2. Saya tinggalkan barang-barang saya bergeletakan di mana-mana 3. Saya kadang-kadang berbohong 4. Saya sering lupa mengembalikan barang-barang di tempatnya 5. Saya sering melalaikan tugas 6. Saya bekerja berdasar jadwal yang telah terencana 7. Saya biasa bekerja tuntas. Bagaimana hasilnya? Banyak positifnya? Selamat, Anda berpotensi menjadi orang yang cenderung hidup sehat dan berumur panjang. Yang banyak negatifnya, tenang, kata Friedman dan Martin, kepribadian negatif bisa diubah. Syaratnya: mau mengubahnya dengan niat dan tekad yang kuat. Cara lain untuk mengevaluasi kepribadian kita bisa dengan bertanya beberapa orang yang sangat dekat dan bisa berkata sejujurnya. Atau kalau masih enggan melakukannya: ingat-ingat saja apakah punya musuh di rumah, di tetangga, kantor, maupun klub olah raga dan sosial Anda. Jika masih ada orang yang belum mau bertegur sapa, saatnyalah Anda memulainya dari diri Anda. Anda yang akan beruntung, bukan dia. Tak perlu gengsi. Mari bergembira memperbaiki diri: cerdas hati nurani. Siapa tahu menambah umur berhari-hari.(*) *Ali Murtadlo, Kabar Gembira Indonesia (KGI)
Sumber: