Peduli Anak di Tengah Pandemi, IKA Stikosa AWS dan Cokro Bergerak Bagi-bagi Dolenan
Surabaya, memorandum.co.id - Tidak hanya pada aspek kesehatan dan ekonomi, dampak pandemi Corona Virus Disease (Covid) 19 juga terasa pada aspek sosial, terutama psikologi anak yang harus belajar di rumah dan tidak dapat leluasa bermain di luar rumah selama pandemi ini. Mencermati dampak sosial, khususnya pada anak ini, Ikatan Keluarga Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Alamamater Wartawan Surabaya (IKA Stikosa-AWS) bersama Komunitas Cokro Bergerak membuat program kegiatan Bagi-bagi Dolenan (baca: mainan). Saat ini, program telah digulirkan dengan mengumpulkan donasi mainan anak-anak yang dilakukan sejak 7 Mei 2020 lalu hingga 22 Mei 2020 mendatang. "Kegiatan bagi-bagi dolenan ini upaya kami mengumpulkan donasi mainan bekas layak pakai atau pun baru untuk dibagikan kepada warga kampung di sekitar Jalan Prapen dan Sidosermo Surabaya. Sudah mulai kami kumpulkan sejak tanggal 7 Mei dan akan didistribusikan 29 Mei 2020 nanti," kata Koordinator Komunitas Cokro Bergerak, Indra Surya Purnama, Jumat (15/5/2020). Sampai saat ini, kata Indra, donasi yang terkumpul pelbagai jenis mainan anak dan sejumlah uang. Pengumpulan donasi itu dilakukan di Warung Mbah Cokro. Tak sedikit pula warga atau donatur yang mengirimkan pelbagai mainan bekas layak pakai dan baru secara langsung. Sebagian donatur lain juga memberikan mainan dengan pengambilannya dibantu panitia. "Kami didukung jaringan komunitas, Alhamdulillah hingga saat ini lebih dari 150 paket mainan yang terkumpul. Kami perkirakan sampai penutupan nanti sedikitnya 300 paket bisa kami salurkan," ungkapnya. Bagi-bagi Dolenan itu diharapkannya dapat mengurangi kebosanan anak-anak selama masa pandemi. "Donasi mainan yang nanti dibagikan semoga menjadi trauma healing bagi anak-anak selama pandemi. Sisi psikis anak ini menjadi perhatian kami," katanya. Ide pemberian donasi mainan itu muncul saat banyaknya bantuan dan donasi beberapa waktu terakhir ini terfokus pada sembako dan alat-alat kesehatan. Ia pun mengajak masyarakat agar bersama-sama bergotong royong selama pandemi agar siapapun mampu melewatinya dengan kondisi sehat walafiat. Sekjen IKA Stikosa AWS, Muchammad Afrizal Akbar mengatakan, pandemi Covid 19 ini memiliki efek domino yang cukup luas. Psikologis anak menjadi salah satu yang terdampak di saat banyak orang tua menjadi korban PHK perusahaan atau dirumahkan tanpa kejelasan gaji atau pun pesangon. "Pekerja sektor informal atau pekerja harian ini paling terdampak. Mereka menjadi kelompok rentan yang saat ini banyak mengandalkan bantuan sembako pemerintah, swasta atau masyarakat yang mampu. Dengan kondisi perekonomian keluarga yang kurang stabil, kebutuhan untuk menjaga psikologis anak juga sulit terpenuhi," jelasnya. Dari data Bappenas, penduduk Indonesia jatuh miskin kini naik menjadi 55 persen. Sebanyak 27 persen diantaranya mengalami ketidakamanan pendapatan yang menghawatirkan. Bahkan, lanjut dia, jangka panjangnya juga berpotensi menambah jumlah anak putus sekolah. Untuk itu, sebagai langkah jangka pendek di tengah pandemi ini, pihaknya fokus pada pemenuhan kebutuhan psikis anak dengan memberikan donasi mainan. "Anak-anak ini adalah harapan masa depan bangsa. Dengan menjaga psikisnya, setidaknya memberikan sedikit harapan agar mampu melewati pandemi ini," tuturnya. Bagi-bagi Dolenan itu juga diharapkannya dapat dilakukan oleh siapapun warga Indonesia di tiap daerah. "Bagi yang mampu bisa membeli dan berbagi mainan untuk anak dari keluarga kurang mampu. Minimal jika ada mainan bekas layak pakai di rumah yang sudah tidak lagi digunakan bisa disumbangkan atau dibagikan. Ini hal sederhana yang tentunya membawa dampak luar biasa bagi kebahagiaan anak-anak kita," pungkasnya.(rif)
Sumber: