193 Pasien DBD Tercatat dalam 4 Bulan, 2 Bocah SD di Gresik Meninggal Dunia
-Ilustrasi-
GRESIK, MEMORANDUM.CO.ID - Sebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih masif di Kabupaten Gresik. Sejak Januari hingga April 2025, Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik mencatat 193 orang telah terjangkit virus dengue yang disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti tersebut.
BACA JUGA:Musim Hujan, Pasien DBD di Gresik Mengalami Lonjakan
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Gresik, dr Puspita Wardani menyebut, dari angka tersebut, dua di antaranya berakhir meninggal dunia. Keduanya adalah anak-anak yang berstatus pelajar sekolah dasar (SD).

Mini Kidi--
Ia menjelaskan, kedua anak yang meninggal tidak memiliki penyakit bawaan lain dan murni dikarenakan DBD. Hal ini pun menjadi sinyal darurat bagi Dinkes untuk mengendalikan virus musiman yang marak terjadi di musim penghujan tersebut.
“Puskesmas setempat telah melakukan penyelidikan epidemiologi dan melaksanakan fogging sebagai upaya pengendalian,” ujar Puspita, Selasa 13 Mei 2025.
Puspita menerangkan, dari ratusan kasus yang terjadi, usia 15-44 menjadi yang paling banyak terjangkit DBD. Dengan kasus tertinggi terjadi di bulan Januari, ketika curah hujan sedang tinggi-tingginya.
BACA JUGA:Musim Hujan Tingkatkan Kasus DBD, Program G1R1J Justru Kendor
“Jadi bukan cuma anak-anak yang bisa terkena DBD. Sedangkan jumlah pasien DBD terbanyak dari Januari sampai April ada di wilayah Kecamatan Kebomas,” urai Puspita.
Menurutnya, perlu peran aktif dan kesadaran masyarakat agar pemberantasan DBD dapat berjalan dengan efektif. Terutama dengan rutin melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara berkelanjutan.
“Selain itu, bila anak mengalami demam, mual, atau nyeri pada sendi, kami sarankan agar segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes),” imbaunya.
Ia menambahkan, bahwa terdapat beberapa tanda-tanda gejala DBD yang harus segera ditangani medis. Seperti demam disertai pendarahan dari hidung atau gusi, muntah terus-menerus, nyeri atau sakit perut, gelisah, hingga produksi urin rendah dalam 4-6 jam.
“Jika gejala-gejala tersebut mulai dirasakan, segera ke fasyankes,” tutupnya. (rez)
Sumber:



