Lima Siswa SMPIA 13 Surabaya Sukses Sulap Limbah Bandeng Menjadi Bahan Makanan Premium

Lima Siswa SMPIA 13 Surabaya Sukses Sulap Limbah Bandeng Menjadi Bahan Makanan Premium

Felio Altaf Prajatara, Muhammad Farzana Admawidya, Daekenzie Ar Rayyan Adityawarman, Richie Medina Tarwoto, dan Zivara Rahmalika Alyadeena Maricar Sahib menunjukkan Gold Medali kompetisi ilmiah internasional, 5th Youth International Science Fair.-Oskario Udayana-

BACA JUGA:Hindari Bullying, Kapolsek Mulyorejo Beri Penyuluhan di SMP Islam AL Azhar

Bukan hanya itu, kadar kalsium yang ditemukan dalam nugget ini mencapai 10 mg. Hasil uji organoleptik menunjukkan skor rata-rata 8. "Artinya, produk ini dinilai baik dan dapat diterima oleh masyarakat," kata Anggota tim yang lain, Muhammad Farzana Admawidya.

Menurut cowok yang akrab disapa Farzana ini, bentuk naget dipilih karena banyak digemari anak. Dia mencontohkan banyaknya produk siap saji yang berbentuk naget.

"Kalau konsumsi dalam bentuk naget tentu akan lebih menarik dibanding yang masih berbentuk ikan. Khususnya untuk anak-anak. Apalagi, ini cukup aman apabila dibandingkan naget di pasaran karena memiliki kandungan gizi yang lengkap dan tanpa zat kimia," kata Farzana.

BACA JUGA:Tiga Pilar Kecamatan Mulyorejo Pantau Vaksinasi di SD Islam Al Azhar Kelapa Gading

Menurut anggota lainnya, Daekenzie Ar Rayyan Adityawarman, butuh 3 bulan bagi mereka untuk meneliti produk ini sebelum akhirnya dipresentasikan di ajang kompetisi ilmiah internasional, YISF. "Juri ternyata menyukai produk kami," kata Daekenzie dikonfirmasi di tempat yang sama.

Tak hanya meraih gold medals, mereka juga berhasil mengamankan predikat Special Award dari Malaysia Young Scientists Organization (MYSO). "Tentu ini menjadi kejutan bagi kami karena tim kami relatif baru terbentuk," katanya.

Untuk diketahui, 5th Youth International Science Fair (YISF) dan 7th Youth National Science Fair (YNSF) merupakan kompetisi ilmiah bergengsi yang digelar Indonesian Young Scientist Association (IYSA) bersama Universitas Negeri Malang (UM).

BACA JUGA:Wali Murid SD Islam Al Azhar Ingin Keringanan SPP

Acara berlangsung secara hybrid dengan diikuti oleh 350 peserta dari 75 tim, baik dari sekolah dalam negeri maupun luar negeri. Terbagi menjadi 2 sesi, lomba digelar pada 13 Januari hingga 17 Februari secara daring serta 21-25 Februari secara luring.

Pada ajang YISF, para peserta harus bisa meyakinkan juri melalui presentasi dengan menggunakan bahasa Inggris. "Peserta ada yang datang dari Timur Tengah juga," katanya.

Menurut Richie Medina Tarwoto, anggota lainnya, ke depan produk ini akan diusulkan sebagai varian menu dalam program pemerintah, Makan Bergizi Gratis (MBG). Menurut siswi kelas VII ini, dengan bentuk naget maka siswa akan lebih tertarik.

"Apalagi naget ini cukup sehat dengan rasa yang enak. Sehingga, ini juga cocok dengan program pemerintah untuk menyelesaikan stunting," kata Richie.

Zivara Rahmalika Alyadeena Maricar Sahib, anggota lainnya, mengungkapkan bahwa produk mereka juga bisa dikonsumsi sebagai makanan olahan rumahan. Dengan mengonsumsi 10 potong naget ini dalam satu hari, maka kebutuhan protein anak akan terpenuhi.

"Ke depan, kami juga akan mengembangkan untuk soal rasa dan tekstur. Selain sisik, tulang, dan organ bandeng, kami juga memadukannya dengan tepung porang dan berbagai bumbu seperti garam, gula, dan lada sebagai bahan baku naget ini," tandas Zivara. (rio)

Sumber: