Wawali Kota Malang Dorong Pola Hidup Sehat dan Bugar bagi ASN

MALANG, MEMORANDUM.CO.ID - Wakil Wali Kota Malang Ali Muthohirin membuka kegiatan Sosialisasi Pola Hidup Sehat dan Bugar bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Malang yang digelar Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang di Ruang Sidang Balai Kota Malang, Rabu 26 Februari 2025.

BACA JUGA:Wakil Wali Kota Malang Ali Muthohirin Kulonuwun di Balaikota Malang

Wawali Ali Muthohirin menyampaikan sosialisasi kali ini adalah perwujudan dari gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku kurang sehat. Sosialisasi ini dilakukan sekaligus memberikan edukasi langkah-langkah pencegahan yang tepat terhadap masalah kesehatan yang dialami.

--

"Sosialisasi pola hidup sehat seperti ini sangat penting dilakukan. Kita sebagai pelayan masyarakat wajib untuk menjaga kesehatan, karena tanggung jawab utama kita adalah pelayanan terbaik bagi masyarakat, yang syarat utamanya adalah kita semuanya harus sehat,” ujarnya.

BACA JUGA:DPRD Tetapkan Wa-Li, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Terpilih Kota Malang

Sosialisasi ini, disebutkan Ali sebagai kelanjutan dari pemeriksaan kesehatan terhadap 11.000 ASN di lingkungan Pemkot Malang di tahun 2024.

“Program ini berkelanjutan. Jadi secara bertahap kita akan mulai untuk sosialisasi pola hidup yang sehat agar ASN Kota Malang tetap sehat dan bugar,” katanya.

BACA JUGA:Wali Kota-Wakil Wali Kota Malang Segera Ditetapkan 

Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Malang dr Husnul Muarif menambahkan bahwa dari screening risiko penyakit tidak menular (PTM) yang telah dilakukan pada 2024, potensi PTM paling banyak adalah diabetes, hipertensi, dan gangguan pembuluh darah. 

"Berdasarkan hasil pemeriksaan, menunjukkan beberapa ASN terindikasi kurang sehat tubuhnya. Jadi melalui sosialisasi ini harapannya pola hidup yang kurang sehat dapat berubah menjadi lebih baik,” harap Husnul.

Lebih jauh Husnul menjelaskan bahwa berdasarkan screening kesehatan yang telah dilakukan, terdapat kurang lebih lima belas persen ASN terdeteksi hipertensi, sepuluh persen diabetes, dan kurang dari sepuluh persen terindikasi gangguan pembuluh darah.

“Kalau dari persentase kelihatannya sedikit yang terdeteksi diabetes. Tapi dari jumlah 11.000 yang di-screening, jadi 1.100 orang yang terindikasi diabetes," terangnya.

Husnul menyebutkan jika PTM itu tidak serta-merta ada kaitannya langsung dengan beban kerja ASN, karena terdapat faktor internal maupun eksternal yang melatarbelakangi penyakit yang menyerang.

“Faktor internal berasal dari kondisi dalam tubuh yang sudah terstruktur. Sedangkan faktor eksternal ada banyak faktor penyebab, antara lain dari pola hidup di rumah, di lingkungan sekitar, dan juga di lingkungan pekerjaan,” urainya. (kmf/ari)

Sumber: