Rusunami Surabaya Sepi Peminat, Harga Terlalu Tinggi Jadi Kendala Utama

Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya Aning Rahmawati. -Arif Alfiansyah-
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Program rumah susun sederhana milik (rusunami) yang digagas Pemkot Surabaya melalui BUMD PT Yekape tampaknya menemui kendala serius.
Meskipun diperuntukkan bagi warga yang telah lepas dari status masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan sebelumnya menghuni rusunawa, minat masyarakat terhadap rusunami ini terbilang sangat rendah.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Aning Rahmawati, mengungkapkan bahwa harga jual rusunami yang cukup tinggi menjadi salah satu faktor penyebab sepinya peminat. Dengan rentang harga Rp 280 juta hingga Rp 300 juta per unit, harga tersebut dinilai terlalu mahal bagi sebagian besar warga yang sebelumnya menghuni rusunawa.
BACA JUGA:Dorong Pembangunan Rusunami Awal 2024
Aning menambahkan bahwa sosialisasi yang telah dilakukan selama setahun oleh PT Yekape juga belum membuahkan hasil yang signifikan. Padahal, berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang), terdapat lebih dari 10 ribu warga yang masuk dalam daftar tunggu untuk mendapatkan unit rusunawa.
"Sebenarnya PT Yekape ini sudah setahun melakukan sosialisasi pada warga rusunawa. Info dari Bappedalitbang itu ada lebih dari 10 ribu antrean untuk calon penghuni rusunawa. Setelah setahun sosialisasi dan menawarkan, tapi yang berminat hanya satu yang berasal dari warga rusunawa," kata Aning.
Penghuni lainnya menurut Aning karena harga rusunami yang terbilang mahal. Ada juga yang beralasan jarak tempat kerja yang jauh. Tapi khusus untuk jarak tempuh ke tempat kerja ini tidak jadi alasan mayoritas. Keberatan mereka pindah karena harga yang jadi poin utama.
BACA JUGA:Pembangunan Rusunami Surabaya, Komisi C Ingatkan Ini
"Nah ini perlu ketegasan dari pemerintah kota juga kalau memang sudah tidak sesuai kriteria penghuni rusunawa, ya harusnya keluar. Cuma ya itu tadi hanya ada satu yang bersedia pindah. Jadi penghuni rusunami itu dari 24 unit, 13 di antaranya sudah laku, tapi yang berasal dari warga rusunawa hanya satu orang," tuturnya.
Legislator dari Fraksi PKS ini menambahkan, persyaratan untuk membeli unit di rusunami ini, warga diminta membayar DP senilai Rp 30 juta. Kemudian cicilan per bulannya berkisar di angka Rp 2 sampai 3 jutaan.
"Tapi kemarin itu untuk DP bisa tanpa DP. Jadi pemerintah kota sebenarnya sudah mencarikan solusi yang terbaik. Mungkin ini butuh sosialisasi yang lebih masif lagi," ujarnya.
BACA JUGA:Komisi C: Bangunan Rusunami Harus Layak
Uniknya lagi, DPRKPP Surabaya justru menurut Aning memiliki versi yang berbeda mengenai minat warga rusunawa. Aning mengungkapkan, DPRKPP telah melakukan survey pada penghuni rusunawa dan warga sekitar rusunawa mengenai minat mereka untuk pindah atau membeli unit rusunami.
Sumber: