Kalah dari PSS Sleman, Paul Munster: Mengerikan, Pertandingan seperti Sirkus
Malik Risaldi dikepung pemain PSS.-Media Persebaya.-
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID-Pelatih Persebaya Paul Munster berang karena laga melawan tuan rumah PSS Sleman seperti permainan sirkus.
“Pertandingan seperti sirkus. Wasit seperti Liga 3. Wasit tidak bisa memimpin pertandingan dengan baik. Mengerikan. Ini menyedihkan bagi sepak bola Indonesia,” ungkapnya.
BACA JUGA:PSS Sleman Menang 3-1 dari Persebaya Surabaya, 2 Gol Bajul Ijo Dianulir Wasit
BACA JUGA:Hasil Babak Pertama PSS Sleman vs Persebaya Surabaya: Bajul Ijo Babak Belur, Tertinggal 3-0
BACA JUGA:PSS Sleman vs Persebaya: Pantang Remehkan Lawan
Munster menyebut, di 2025, sepak bola Indonesia tidak berubah. “Level Liga 1 menurun. Saya akan bicara dengan Ketum PSSI Erick Thohir tidak ada yang berubah. Menyedihkan. Karena sepak bola Indonesia seperti ini. Negara besar dengan supporter besar tapi Liganya menyedihkan,” keluh pelatih dengan lisensi UEFA Pro ini.
Menurut eks pelatih Bhayangkara FC ini, di babak pertama timnya ‘dihabisi’ oleh wasit. Karena gol dianulir dan Keputusan-keputusan wasit yang tidak masuk akal.
“Di babak pertama kami seolah sudah habis dengan Keputusan wasit yang mengerikan. Kita tetap berusaha memenangkan pertandingan di babak kedua,” jelasnya.
“2025 kita bicara sama, sangat-sangat sulit. Ini menjadi pertanyaan besar. Kenapa wasit masih seperti ini,” beber pelatih asal Irlandia Utara ini.
Di laga yang berlangsung di Stadion Manahan Solo, Sabtu, 11 Januari 2025, Persebaya kalah 1-3 dari PSS Sleman. Kepemimpinan wasit Gedion Dapaherang menurut Munster mengerikan.
Persebaya memang sempat mencetak gol di babak pertama melalui Bruno Moriera ketika kedudukan 0-1 untuk PSS. Namun entah kenapa wasit menganulir gol tersebut karena sebelum terjadinyanya gol ada pelanggaran di kotak penalti.
Sementara gol Klebersen yang sepertinya offside disahkan wasit dan tidak ada pengecekan Video Assistant Referee (VAR). Menurut Munster, timnya tidak hanya kalah dalam gol tapi wasit membuat mental Persebaya jatuh.
Sumber: