Aplikasikan Program TEKAD, Desa Inegena Siap Ekspor Produk Kemiri

Aplikasikan Program TEKAD, Desa Inegena Siap Ekspor Produk Kemiri

Produk minyak kemiri yang dihasilkan.--

NGADA, MEMORANDUM.CO.ID-Desa Inegena, yang terletak di Kecamatan Bajawa Utara, Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur, kini menjadi contoh sukses pelaksanaan Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD).

Dengan memanfaatkan potensi unggulan berupa komoditas kemiri, unit usaha yang kelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Maju Bersama ini siap menembus pasar ekspor internasional.

Koordinator Program TEKAD Kabupaten Ngada Antonius Silvester menjelaskan, kesuksesan Desa Inegena tidak terlepas dari dukungan besar yang diberikan melalui Program TEKAD


Tempat pengolahan biji kemiri di Kabupaten Ngada, NTT.--

Pada tahun 2022, Desa Inegena menerima dana sebesar Rp 100 juta untuk kegiatan Demonstrasi Plot (Demplot) pengolahan kemiri menjadi minyak kemiri. Dana tersebut dimanfaatkan untuk pengadaan mesin pemecah kemiri, freezer, mesin pemeras minyak, dan botol kemasan. 

BACA JUGA:Naik Perahu, Kapolsek Buduran Bagikan Makan Siang Bergizi di Sekolah Wilayah Terpencil

“Bantuan ini menjadi langkah awal yang mendorong masyarakat desa untuk lebih percaya diri dalam mengolah dan memasarkan produk mereka,” ujarnya, Kamis, 19 Desember 2024.

Melihat prospek dan potensi besar yang dimiliki desa, pada tahun 2023, Pemerintah Kabupaten Ngada memberikan dukungan tambahan berupa mesin pemecah kemiri, oven, dan kulkas.

Selain itu, Program TEKAD juga mengalokasikan dana sebesar Rp 260 juta untuk pembangunan Solar Dome Dryer, pembelian freezer, dan mesin vacuum sealer. Semua fasilitas ini mendukung peningkatan kapasitas produksi dan kualitas produk desa.

BACA JUGA:Perkuat Sinergi dengan KAI, Kantah Surabaya Serahkan 40 Sertifikat Aset Perkeretaapian

Pada tahun 2024, Desa Inegena menjalin kerja sama strategis dengan PT Agradaya dan memanfaatkan dana CSR dari PT Pelindo II sebesar Rp 149.766.600 untuk membangun rumah produksi Solar Dome Dryer. 

“Saat ini, progres pembangunan telah mencapai 40%, yang menunjukkan semangat kerja keras dan kolaborasi berbagai pihak dalam mendukung pengembangan ekonomi desa,” jelas Antonius.

Keberhasilan Desa Inegena juga berkat penerapan model Perencanaan Partisipatif Pembangunan Ekonomi Kampung (P3EK), yang terintegrasi dengan mekanisme reguler Perencanaan Pembangunan Desa (PPD) yang memutuskan untuk mengembangkan produk kemiri menjadi potensi lokal desa.

Model ini juga melibatkan masyarakat secara aktif dalam merencanakan dan mengelola pembangunan ekonomi desa.

Sumber: