SMA Widya Darma Gelar LDKS 2024 di Mojokerto
Malam keakraban dan api unggun yang diikuti oleh seluruh peserta LDKS.--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID-Sekolah Menengah Atas (SMA) Widya Darma Surabaya kembali melaksanakan kegiatan tahunan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) yang bertujuan membentuk karakter dan jiwa kepemimpinan siswa.
Tahun ini, LDKS diselenggarakan pada 25-26 Oktober 2024 di Vila Fatma Claket, Mojokerto. Kegiatan ini diikuti oleh 70 peserta, yang terdiri dari seluruh siswa kelas X dan anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
LDKS merupakan salah satu program unggulan SMA Widya Darma yang dirancang untuk memberikan pembekalan kepemimpinan dan pengembangan karakter kepada siswa.
BACA JUGA:Jelang Pencoblosan, ISD Beri Pendidikan Politik Pilih Pemimpin
Kegiatan ini menjadi momen penting bagi siswa untuk belajar, berinteraksi, dan mengembangkan diri di luar lingkungan sekolah.
Dalam sambutannya, Vahemas Aditya P. Putra, S.Si, M.Pd selaku staf kemahasiswaam SMA Widya Darma menyampaikan bahwa LDKS ini tidak hanya berfungsi sebagai program tahunan, tetapi juga sebagai langkah konkret dalam menanamkan nilai-nilai tanggung jawab, kerja sama, dan kepemimpinan.
“LDKS ini bukan sekadar kegiatan wajib tahunan, tetapi kami berharap kegiatan ini dapat membentuk kepemimpinan serta karakter siswa. Melalui kegiatan ini, para siswa dilatih untuk menjadi individu yang mampu memimpin dengan bijak, bekerja sama dalam tim, dan memiliki kemampuan pemecahan masalah,” ujar Anisa Nur Vitria, selaku pembina OSIS.
Pelaksanaan kegiatan ini didukung oleh tujuh guru pendamping yang setia mendampingi siswa selama dua hari penuh. Peran para guru sangat penting, tidak hanya dalam memastikan kelancaran acara, tetapi juga dalam memberikan bimbingan dan motivasi kepada siswa di setiap sesi kegiatan.
BACA JUGA:Kurikulum Merdeka di Ujung Tanduk, Ketua Komisi D DPRD Surabaya Tekankan Pendidikan Ideal
Berbagai rangkaian acara menarik telah dirancang dalam LDKS 2024. Di antaranya adalah sesi penyampaian materi dari pembicara profesional yang berfokus pada pengembangan mental kepemimpinan siswa.
Dalam sesi ini, siswa diajak untuk memahami konsep kepemimpinan, belajar mengelola emosi, dan meningkatkan rasa percaya diri. Selanjutnya, terdapat kegiatan manajemen konflik yang dirancang untuk melatih kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah.
Pada sesi ini, peserta diberikan simulasi situasi konflik yang harus diselesaikan secara berkelompok, mendorong mereka untuk berpikir kritis dan bekerja sama.
Sebagai puncak dari rangkaian kegiatan, diadakan Pentas Seni (PENSI) yang menjadi ajang kreativitas siswa.
BACA JUGA:Majukan Ponpes, Risma Janji Akses Pendidikan dan Teknologi Memadai untuk Semua Pesantren di Jatim
Sumber: