Arus Balik Dukungan Tak Terbendung, Risma-Gus Hans Diyakini Memimpin Jawa Timur

Arus Balik Dukungan Tak Terbendung, Risma-Gus Hans Diyakini Memimpin Jawa Timur

ABD. AZIZ--

Kedua, dalam mengelola Kota Surabaya, Ibu Risma tampil sebagai birokrat yang toleran dan komitmen menjaga keberagaman. Berbagai penghargaan diberikan padanya kala itu.

Dalam hal ini, secara mengejutkan, Ibu Risma dinobatkan sebagai birokrat toleran, penjaga keberagaman oleh Pewarna Indonesia pada tahun 2024, yang digelar di Kabupaten Lumajang pekan lalu. Komitmen yang luar biasa dalam menyangga nurani segenap warganya itu, yang  mengantarkan Ibu Risma sebagai Wali Kota terbaik ketiga di dunia pada periode pertama memimpin Surabaya. 

BACA JUGA:Risma Siap Selesaikan Kesulitan Pedagang Pasar Masyarakat di Sidoarjo

BACA JUGA:Warga Bangkalan Antusias Sambut Rencana Pembangunan Tanggul oleh Cagub Risma

Ketiga, sifat dan karakter keibuan yang terpancar nyata, begitu melekat pada Ibu Risma saat memimpin sehingga ia juga dianugerahi penghargaan sebagai perempuan yang menginspirasi banyak pemimpin perempuan di Indonesia.

Jiwa Ibu Risma terganggu saat menyaksikan masyarakat yang bergulat dengan kemiskinan. Hatinya teriris kala melihat masyarakat yang harus berjuang mati-matian menyekolahkan putra-putrinya. Perasaan Ibu Risma terluka tatkala melihat para calon generasi masa depan terputus sekolah dan harus hidup di kolong jembatan yang kumuh.

Keempat, sejak tahun 1965, Gang Dolly eksis dengan 6 ribuan karyawan di dalamnya. Dari era ke era, masa ke masa, Waki Kota ke Wali Kota, dan Gubernur ke Gubernur, tak satupun yang mampu membuat kebijakan strategis dalam menutup Gang Dolly dan menyiapkan lapangan pekerjaan yang berkesinambungan (sustainable) untuk mereka yang bekerja di sana. Ibu Risma lah yang dicatat oleh sejarah sebagai Wali Kota Surabaya yang menutup Gang Dolly tanpa resistensi. 

BACA JUGA:Cagub Jatim Risma Dorong Potensi Kuliner Madura Jadi Ikon Nasional

BACA JUGA:Cagub Jatim Risma Dorong Potensi Kuliner Madura Jadi Ikon Nasional

Tanpa riak yang berarti, dan memimpin langsung proses penutupannya walaupun harus bertaruh nyawa sekalipun karena harus berhadapan dengan birokrasi yang sudah lama ikut menikmati pundi-pundi dan gemerlap-nya Dolly. Bahkan, saat Ibu Risma bertandang ke kawasan Dolly pekan lalu, ia disambut hangat dan dielu-elukan oleh eks karyawan dan anak-anak mereka sebagai dewa penyelamat yang patut dimenangkan dalam kontestasi Pilkada Jawa Timur.

Dalam perspektif kesehatan, penutupan Gang Dolly berkorelasi positif dengan kesehatan masyarakat jangka panjang. Seorang Menteri Kesehatan kenamaan, Siti Fadillah Supari menyebut Ibu Risma sebagai pemimpin yang bekerja dengan sikap dan perbuatan yang terukur di mana menutup Gang Dolly sama dengan turut menjaga kesehatan masyarakat Jawa Timur, bahkan Indonesia. Tidak mudah menutup Dolly tapi Ibu Risma mampu melakukannya. 

"Ibu Risma pemimpin yang jujur. Berada di lingkungan yang bersih dan tetap bersih, itu biasa. Namun, tidak untuk Ibu Risma. Walaupun berada dalam lingkungan yang kotor, ia tetap bersih". Itulah salah satu kesan Ibu Siti Fadilah Supari, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) medium 2010-2014.

BACA JUGA:Sekjen PDIP: Gagasan Risma-Gus Hans Konkret dan Membumi

BACA JUGA:Hasto Optimistis Risma-Gus Hans Menang di Pilgub Jatim 2024

Kemudian, apa sesungguhnya pesan penting Ibu Megawati hingga memilih turun gelanggang ke Jatim dalam Pilkada kali ini? Putri sang proklamator itu menegaskan bahwa, Jawa Timur merupakan Provinsi terbesar kedua, yang memegang laju pergerakan ekonomi kedua pula, dan menjadi penyangga ekonomi bagi Provinsi tidak kurang dari 20 Provinsi, yang secara sumberdaya logistik menggantungkan pada Jawa Timur. 

Sumber: