Khofifah-Emil Siap Bangun Infrastruktur dan Interkoneksi Jatim sebagai Gerbang Baru Nusantara
Khofifah dan Emil Dardak dalam debat publik ketiga Pilgub Jatim 2024.--
Bahkan Khofifah tak ragu untuk melakukan penindakan pada perusahaan yang melanggar aturan dan terbukti mencemari lingkungan.
“Dalam lima tahun kepemimpinan kami, ada 300 perusahaan yang ada dalam pengawasan tidak langsung, ada 89 dalam pengawasan langsung,” tegas Khofifah.
Di antara 89 perusahaan yang ada dalam pengawasan langsung Pemprov Jatim, sebanyak 10 diantara perusahaan tersebut telah kena sanksi pidana dan 12 perusahaan yang kena sanksi perdata.
“Dan lebih dari 60 yang dapat sanksi administratif. Artinya pengawasan tegas kami lakukan. Dan tentu pengawasan masyarakat dan sinergitas dengan APH sangat penting,” ujarnya.
BACA JUGA:Mampir ke Dupak Grosir, Khofifah Inisiasi Literasi Digital
Edukasi menjaga lingkungan juga harus dilakukan agar penjagaan lingkungan bisa dilakukan secara bersama-sama. Dan menjadikan seluruh ikhtiar pembangunan ekonomi di Jatim berseiring dengan kepedulian pada lingkungan.
“Sejatinya IKLH Jatim dari IKU sesungguhnya terus mengalami peningkatan. Maka peran serta dari seluruh elemen strategis ini penting karena ini problem yang bisa kita tuntaskan bersama. Semoga ke depan kita bisa terus tingkatkan IKLH Jawa Timur,” ujar Khofifah.
Pun dalam komitmennya menyelesaikan masalah persampahan. Khofifah berkomitmen untuk membangun pengelolaan sampah di Jatim yang terintegrasi demi mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
BACA JUGA:Sambangi Rumah Industri Gula Merah Lumajang, Khofifah Siap Fasilitasi Replanting Kelapa Hibrida
Meski pengelolaan sampah adalah fokus kewenangan pemerintah kabupaten kota, Pemprov dalam kepemimpinan Khofifah Emil di periode pertama telah menggandeng kerjasama berbagai pihak strategis untuk menggerakkan pemilahan sampah sejak dari rumah.
Kuncinya adalah edukasi masyarakat, persuasif agar mengajak masyarakat untuk menggencarkan pengelolaan sampah berprinsip 3R yakni reduce, reuse dan recycle.
“Saat ini di pesantren-pesantren di Jatim sudah mulai dijalankan sampah menjadi rupiah. Ini harus menjadi lesson learn bagi seluruh elemen masyarakat di lini manapun,” ujar Khofifah.
BACA JUGA:Survei LSI Denny JA: Pemilih PDI-P dan PKB Condong ke Khofifah-Emil
Sedangkan Pemprov Jatim, ditegaskan Khofifah sudah melakukan penyiapan pengolahan limbah yang lebih advance yaitu untuk pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).
Sumber: