Peran Guru Kunci Pencegahan Anak Jadi Sasaran Teroris
Para guru SD dan SMP di wilayah Kota Surabaya mengikuti sosialisasi berlangsung yang digelar FKPT Jawa Timur di Gedung Sawunggaling, Pemkot Surabaya.--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Pentingnya kesadaran para guru dan tenaga pendidik dalam memperkuat strategi pencegahan.
Para guru untuk terus belajar dan meningkatkan pemahamannya, mengingat kecerdasan anak-anak saat ini yang juga dipengaruhi oleh interaksi mereka dengan dunia maya.
Guru besar Pendidikan Universitas Islami Negeri Sunan Ampel, Prof Husniyatus Salamah mengatakan, kesadaran para guru dan tenaga pendidikan menjadi penyemangat bagi seluruh komponen bangsa yang terlibat dalam dunia pendidikan dalam memperkuat strategi membentengi generasi muda dari pengaruh sikap intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
BACA JUGA:Siswa Jadi Sasaran Empuk Terorisme Global
"Di tengah kemajuan era globalisasi saat ini, dia meminta kepada seluruh guru untuk banyak belajar karena saat ini anak-anak bisa dikatakan lebih cerdas akibat selalu berinteraksi dengan dunia maya setiap saat," imbau Husniyatus.
Sementara itu, Ketua FKPT Jatim Prof Hesti Armiwulan menjelaskan, terdapat banyak pengaruh negatif dunia maya yang bisa memancing emosi para generasi muda, terutama pelajar di lingkungan tingkat sekolah menengah.
Menurutnya, gawai yang melekat pada anak menjadi ruang propaganda yang efektif membentuk anak menjadi pribadi yang intoleran.
BACA JUGA:Cegah Ekstremisme dan Terorisme, Polda Jatim Jalin Kerjasama dengan BNPT
"Dengan maraknya dunia digital yang menguasai generasi muda, dia memandang perlu strategi baru bagi seorang guru untuk dapat menanamkan nilai-nilai perdamaian dan positif melalui media sosial seperti TikTok dan Instagram, " tuturnya.
Ditegaskan, pembahasan dan temuan penting yang terkandung dalam I-KHub BNPT Counter Terrorism and Violent Extremism Outlook tahun 2023. Analisis dalam outlook menemukan beberapa celah antara kebijakan, kerangka legal, dan kondisi yang sudah ada untuk menghadapi dinamika perkembangan potensi ancaman.
Selain itu, pentingnya fokus pada kelompok rentan seperti mantan narapidana terorisme bebas murni non-kooperatif, pentingnya pendampingan keluarga narapidana terorisme dan perhatian serius pada korban kejahatan terorisme.(rio)
Sumber: