Mantan Karyawan Pabrik Dianiaya Puluhan Preman Berpistol
Sidoarjo, memorandum.co.id - Puluhan preman berpistol dan parang, Sabtu (18/4) menyerbu tempat kos Alfon (23), mantan karyawan pabrik di Tambaksawah, Waru. Karena Alfon tak ada di tempat kos, para preman menondong dan mengintimidasi kakak perempuan Alfon dengan pistol. Tak sampai disitu para preman juga menganiaya teman Alfon satu kos yang bernama Yohannes (24) dan Marsi (21), dengan cara dibacok parang. Akibat kejadian itu keduanya luka di kepala. Renold (27), kakak kandung Alfon menceritakan kejadian penganiayaan yang terjadi di tempat kos itu adalah kejadian yang kedua. Kejadian pertama terjadi pada Jumat (17/4). Ada empat orang laki-laki datang ke tempat kos korban Alfon. Keempat orang itu mengaku sebagai protokoler sebuah CV. Dengan tujuan mencari Alfon, kebetulan Alfon tak ada di tempat kost. "Ke empat orang itu saya temui, dan meminta Alfon agar datang ke pabrik," cerita Renold, kakak kandung Alfon, Minggu (19/4) dini hari, usai dimintai keterangan penyidik di Mapolresta Sidoarjo. Lanjut Renold, beberapa saat kemudian Alfon datang ke tempat kos dan bermaksud berangkat menuju pabrik. Namun sebelum berangkat, Alfon mendapatkan telepon dari seseorang yang mengaku protokoler CV, agar menunggu di warung kopi saja. Mereka berdua langsung menuju warkop yang dimaksud. Tak lama kemudian empat orang laki-laki yang mengaku sebagai protokoler CV datang dan salah satu dari mereka menuduh Alfon melakukan pencurian di CV. "Sambil menuduh itu, salah satu pelaku membacokkan sangkurnya yang bersarung kain, ke kepala Alfon. Kepala Alfon langsung berdarah," terang Renold. Tak sampai disitu, Alfon juga mendapatkan beberapa bogem mentah berkali-kali. Renold yang berusaha menengahi juga tak luput dari bogem mentah para pelaku yang jumlahnya bertambah jadi 7 orang. Alfon dikasih waktu 2 hari untuk mengaku jika sudah mencuri barang-barang milik CV. Pelaku juga mengancam akan melubangi tubuh Alfon. "Kalau tak mau ngaku, tubuhmu akan ku lubangi," tiru Renold, menirukan ancaman pelaku. Dengan kejadian penganiayaan itu, korban Alfon ketakutan dan langsung melapor ke Polresta Sidoarjo. Karena masih trauma, Alfon tak berani tidur di tempat kos, ia memilih tidur di tempat kakaknya yang di Pondok Chandra. Naluri Alfon tepat sekali untuk tak tidur di tempat kos. Sabtu pagi (18/4) ketika Renold, bersama Yohannes dan Marsi sedang ngopi di depan kamar, kurang lebih 20 orang preman menyerbu tempat kos Bahari, untuk mencari Alfon. Karena Alfon tak ada, orang yang ada di tempat kos itu menjadi sasaran mereka. "Istri saya yang tak tahu apa-apa, sampai diancam dengan pistol oleh salah satu pelaku," terang Renold. Karena keselamatannya terancam Renold dan istrinya masuk ke kamar. Tapi puluhan preman itu tetap tak terima. Mereka berusaha mendobrak pintu kamar pasutri itu. Karena ketakutan istri Renold berteriak minta tolong. Sekitar lima menit berteriak minta tolong, akhirnya keadaan di luar sepi. Pasutri itu pun memberanikan diri untuk keluar kamar, memeriksa keadaan di luar. Ternyata keadaan memang sepi, tapi ada yang janggal. "Yohannes dan Marsi yang tadi ngopi sama saya, entah kemana," paparnya. Setelah beberapa saat Renold mencari tahu keberadaan Yohanes dan Marsi, akhirnya Renold mendapatkan kabar dari beberapa orang jika mereka berdua dikejar puluhan preman dan lari ke belakang. Setelah beberapa jam kemudian mereka kembali dengan luka mengangah di kepala. Yohannes menutupi lukanya dengan daun pepaya untuk menghentikan pendarahan. Karena trauma, ia tak berani berobat ke klinik sampai sore. "Akhirnya kami melapor lagi ke polresta, ini kejadian penganiayaan kedua," tuturnya. Sementara itu Kasubag Humas Polresta Sidoarjo Ipda Tri Novi membenarkan kejadian penganiayaan itu. Dan laporan korban sudah di terima oleh petugas SPKT. "Iya laporan sudah diterima, dan sekarang perkara itu masih tahap penyelidikan oleh Satreskrim Polresta Sidoarjo," pungkasnya. (wa/bwo/jok/tyo)
Sumber: