Puluhan ODR yang Jalani Isolasi di JSG Terapkan PHBS

Puluhan ODR yang Jalani Isolasi di JSG Terapkan PHBS

Jember, Memorandum.co.id - Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Jember menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan berolahraga di pagi hari dan mengonsumsi makanan bergizi, dan disiplin rajin cuci tangan. Puluhan Orang Sehat Dalam Resiko (ODR) dan Orang Tanpa Gejala (OTG) yang masuk dan berada di Jember Sport Garden (JSG) untuk menjalani isolasi tidak seperti dibayangkan kebanyakan orang. Petugas dalam menjaga warga Jember yang memiliki riwayat perjalanan dari kota/wilayah pandemi Virus Covid-19, telah berusaha dan menyiapkan fasilitas agar nyaman dan hidup sehat. "Setiap pagi warga yang diisolasi mengikuti olahraga dengan prajurit TNI. Sore harinya, mereka berolahraga sesukanya seperti sepakbola, voli, bulutangkis, dan tenis meja,” ungkap Gatot Triyono, Sabtu (18/4), melalui WhatsAppnya. Selain itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika ini mengungkapkan, semuanya bisa menjalani ibadah dengan teratur pula. Bukan hanya itu, waktu mereka juga bisa dihabiskan dengan menikmati sajian hiburan di televisi. Bahkan ada fasilitas wifi gratis, sehingga mudah bagi mereka melakukan panggilan video dengan keluarga di rumah. Makanan dengan menu sehat dijamin tersedia tiga kali sehari. Plus snack yang nikmat pula. Jaminan makan ini juga dirasakan oleh keluarga mereka yang ada di rumah. Sebab, pemerintah memberi mereka beras 25,6 kg. “Karena itu, banyak warga yang menjalani isolasi di JSG mengaku nyaman. Suasana yang dirasakan seperti kehidupan biasanya, tidak seperti karantina di rumah sakit," ungkap mantan Camat Kaliwates ini. "Ayo kita sama-sama memutus rantai penularan covid-19 dan mendukung pencegahan covid-19 dengan mematuhi protokol yang ada," ajaknya. Warga yang menjalani isolasi di JSG ini sebelumnya menjalani pemeriksaan di lima pintu masuk Jember saat mereka datang untuk kembali ke rumah. Mereka itu masuk dalam kreteria orang dalam risiko (ODR). Lebih jauh Gatot mengungkapkan, semua lapisan masyarakat berjuang bersama-sama mencegah penularan virus dengan melaksanakan belajar di rumah dan bekerja dari rumah untuk menjaga jarak. Bahkan banyak warung tutup dan pedagang mengalami penurunan penghasilan sebagai dampak upaya pencegahan penularan virus. Isolasi merupakan bentuk dukungan kepada masyarakat yang telah berjuang bersama-sama untuk mencegah penularan corona. “Jangan sampai gara-gara beberapa orang dari luar kota yang termasuk zona merah, yang membawa virus korona, membuat mata rantai penularan tidak segera putus. Maka semakin lama kita harus menjaga jarak,” jlentrehnya. Selama ini, semua yang tertular menunjukkann adanya riwayat bepergian atau baru balik dari zona merah, seperti Banyuwangi, Bali, Situbondo, Lumajang, malang, Surabaya, Jakarta, maupun luar negeri. “Mereka adalah saudara-saudara kita, yang harus didukung keberadaannya oleh masyarakat. Dikuatkan mentalnya, didukung kebutuhannya dengan cara sesuai protokol dari Kementerian Kesehatan,” pesannya. (edy)

Sumber: