50 Rumah Sakit Dapat Bantuan APD

50 Rumah Sakit Dapat Bantuan APD

Surabaya, Memorandum.co.id - Pemkot Surabaya mendistribusikan alat pelindung diri (APD) kepada 50 rumah sakit, Jumat (10/4). Perinciannya, 20 rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 dan 30 rumah sakit nonrujukan. Wali Kota Tri Rismaharini memimpin langsung pengepakan dan pendistribusian APD itu. Ia bersama jajarannya tampak sibuk melakukan pengepakan itu. Sebab, pembagian APD kali ini cukup banyak, yaitu APD sebanyak 950 picis dan Face shield sekitar 2.800 picis. Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma mengatakan mengingat kebutuhan APD teramat penting bagi petugas medis, maka secepat mungkin harus didistribusikan ke tiap rumah sakit. Apalagi hari ini, Pemkot Surabaya menerima banntuan sekitar 769 APD dari alumni Universitas Kristen Petra, ditambah dengan face shield dan masker buatan Pemkot Surabaya. “Kebetulan hari ini kita dapat sumbangan dan langsung kita bagikan. Semakin cepat semakin baik. Hari ini kita dapat bantuan, hari ini juga kita bagikan,” kata Wali Kota Risma disela penyerahan APD. Satu persatu perwakilan rumah sakit berdatangan. Mulai dari RS Adi Husada Undaan, kemudian RS Darmo, RS Siloam, RS PHC, Premiere, RS RKZ, RS Gigi dan Mulut. Semua berbondong-bondong datang ke Balai Kota Surabaya untuk mengambil APD itu tanpa menunggu lama. “Untuk RS Universitas Airlangga (RSUA) diantarkan saja,” tutur dia kepada jajarannya. Wali Kota Risma juga menjelaskan, Pemkot Surabaya tidak hanya memberikan bantuan kepada pihak RS saja, tetapi orang dalam pemantauan (ODP) yang sedang melakukan isolasi diri di rumahnya masing-masing, juga mendapat perhatian khusus. Selain permakanan setiap hari tiga kali, ia pun memastikan kebutuhan seperti sikat gigi, sisir, sabun mandi juga dikirim kepada mereka. “Ada 10 macam. Sikat gigi, pasta gigi, sabun mandi, detergen, shampo, masker , sisir, piring, sendok garpu, hand sanitizer lengkap di satu kantong. Setiap satu kantong saya beri untuk satu jiwa. jadi kalau di rumahnya ada 10 orang, ya saya kasih 10 kantong yang lengkap itu,” tegas dia. Menurutnya, semua itu dilakukan agar warga yang berstatus ODP tersebut tidak berbagi alat pribadi kepada anggota keluarganya hingga melewati masa inkubasi selama 14 hari. “Bahkan untuk warna piring dan sendok pun, saya bedakan supaya tidak tertukar satu sama lain,” tegasnya. Seorang dokter dari Rumah Sakit Adi Husada Undaan, Irawati Marga menyampaikan sejauh ini pemkot banyak memberikan fasilitas kepada tenaga kesehatan (nakes) untuk dapat melayani pasien dengan baik. Bagi dia, petugas nakes tidak bisa terlalu dibatasi dalam menggunakan APD. “Mereka (nakes) harus terlindungi agar dapat melakukan penanganan dengan baik. Terima kasih, ini sangat berharga buat kami,” pungkas dia (udi/day)

Sumber: