Masuk Grup C, Jatim Berpeluang Besar Melangkah Ke-8 Besar
Coach Fachri Husaini memimpin latihan Tim PON Jatim. --
SURABAYA, MEMORANDUM - Pengamat sepak bola Jawa Timur Hanafing optimistis tim sepak bola PON Jatim akan lolos dari fase grup di PON XXI 2024 Aceh-Sumut. Bahkan, ia meyakini Jatim bisa melangkah lebih jauh ke babak 8 besar dengan status juara grup.
Dalam undian pembagian grup yang dilakukan pada Sabtu, 10 Agustus 2024. Sebanyak 16 tim dibagi menjadi 4 grup.
Adapun Grup A terdiri dari Aceh, Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Banten. Sementara Grup B diisi oleh tuan rumah Sumatera Utara, Sulawesi Tengah, Papua Barat, Sulawesi Barat, dan Jawa Tengah.
Kemudian di Grup C, Jawa Timur berada satu grup dengan Riau, Papua Pegunungan dan Papua. Dan Grup D terdiri dari Gorontalo, NTT, Kalimantan Selatan dan Sumatera Barat.
BACA JUGA:Bonus Atlet PON Jatim Sudah Disiapkan, Tinggal Tunggu Waktu
Melihat peta persaingan di Grup C, Hanafing menilai Jawa Timur berpeluang besar untuk lolos sebagai juara grup. Menurutnya, rival terberat Jatim di grup ini hanya Papua. Sementara kekuatan Papua Pegunungan dan Riau di atas kertas masih di bawah Jatim.
“Alasannya, Papua dari dulu selalu memiliki pemain-pemain berbakat. Mereka tidak pernah kehabisan talenta. Hanya saja, Jatim bisa mengalahkan mereka karena rata-rata pemain Jatim memiliki jumlah pertandingan lebih banyak dibanding mereka,” tutur Hanafing.
Melihat dari pengalaman bertandung, Jatim memiliki pengalaman lebih dibandingkan lawan-lawannya. Pasalnya, kompetisi amatir di Jatim yang bergulir secara rutin.
Hanafing menuturkan, para pemain Jatim memiliki jumlah pertandingan yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan. Sesuai standar PSSI untuk KU 15-20, pemain-pemain amatir di Jatim rata-rata memiliki jumlah pertandingan lebih dari 30 sampai 35 kali dalam setahun.
BACA JUGA:Jebol Gembok Gerbang Rumah, Maling Sikat Motor Atlet PON Jatim
“Artinya, pemain Jatim memiliki menit bermain yang bagus. Dari segi pengalaman, tentu dengan banyak lawan serta beragamnya cara main lawan yang mereka hadapi, akan membuat wawasan dan skill mereka terasah. Ini yang tidak dimiliki pemain dari daerah lain yang kompetisinya tidak berjalan serutin Jatim. Bahkan Papua Pegunungan sebagai provinsi baru, mereka tentu belum punya kompetisi seperti di Jatim,” tutur Hanafing.
Bukan hanya itu, dengan minimnya pengalaman lawan berkompetisi, Hanafing menilai Jatim diuntungkan lantaran mereka tahu bagaimana bermain secara tim dalam tiga momen penting dalam sepak bola, yakni saat menyerang, transisi dan bertahan.
“Pemahaman terhadap tiga momen ini sangat penting dalam sepak modern. Dan pemain-pemain Jatim memiliki modal itu. Sementara ketiga tim lainnya, tanpa bermain meremehkan, yang saya tahu masih bermain dengan cara konvensional yang lebih mengutamakan kemampuan individu pemainnya. Tim seperti ini lebih mudah diatasi oleh permainan kolektif tim dengan memahami tiga momen tadi,” papar Hanafing.
Dengan beberapa alasan itulah, Hanafing cukup yakin tim Jatim bisa melaju ke fase selanjutnya dengan status juara grup. “Dengan catatan tidak ada masalah di internal tim. Karena dari pengamatan saya di beberapa pertandingan yang mereka jalani, tim itu cukup baik dalam hal menyerang, transisi, dan bertahan, atau sebaliknya. Padahal, saat itu persiapan mereka cukup singkat,” kata mantan pemain NIAC Mitra (klub era Galatama) ini. (rid)
Sumber: