Resesi Global, Pelindo III Diminta Sikapi Warning Organisasi Dunia

Resesi Global, Pelindo III Diminta Sikapi Warning Organisasi Dunia

  Surabaya, Memorandum.co.id - Pelindo III selaku operator pelabuhan diminta memperhatikan warning yang disampaikan tiga organisasi dunia, WHO, World Bank dan IMF. Desakan ini disampaikan Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti dalam agenda kunjungan kerja ke kantor pusat PT Pelindo III di Tanjung Perak. LaNyalla Mahmud Mattalitti menyatakan WHO telah menyatakan bahwa Covid-19 telah menjadi pandemic. "Sedangkan World Bank mengingatkan agar semua negara bersiap mengalami penurunan angka pertumbuhan ekonomi," terang La Nyalla. Lanjut La Nyalla Mahmud Mattalitti, Dana Moneter Internasional (IMF) menyimpulkan pandemic Covid-19 akan membawa dunia memasuki resesi global. “Ini bukan main-main. Harus dihadapi dengan pola berpikir out of the box. Yaitu pola berpikir yang tidak biasa, tetapi tetap jernih, terukur dan cepat serta taktis," ujar dia. La Nyalla meminta penggelola BUMN ini tidak terlambat melakukan Langkah dan antisipasi. "Jangan sampai kita terlambat melakukan langkah dan antisipasi. Sebab, Tanjung Perak merupakan salah satu pintu gerbang Indonesia. Sebagai kolektor sekaligus distributor barang dari dan ke Kawasan Timur Indonesia, termasuk Jawa Timur. Jangan sampai posisi strategis ini berantakan karena kita terlambat,” urai La Nyalla. Karena itu, lanjutnya, langkah yang harus diambil, antara menjalankan protokol penanggulangan Covid-19 dengan protokol siaga resesi global dan penurunan pertumbuhan ekonomi. “Karena itu saya sengaja meminta direksi Pelindo III untuk menghadirkan semua stakeholder dari kalangan dunia usaha pelabuhan untuk hadir di sini, agar kita duduk bersama dan menyepakati beberapa langkah yang solutif,” tandasnya. Dikatakan La Nyalla, salah satu penopang untuk menghadapi penurunan pertumbuhan ekonomi dan pelambatan ekonomi global adalah belanja pemerintah. Baik itu APBN maupun APBD. Oleh karena itu proyek-proyek strategis pemerintah harus diupayakan tetap dijalankan. “Saya sudah sampaikan kepada Presiden dan Menteri BUMN, agar peran dan keterlibatan swasta justru harus dipacu di saat-saat seperti ini,” tukasnya. Mantan ketua umum Kadin Jawa Timur ini menjelaskan, anak dan cucu serta cicit perusahaan BUMN harus mengalah. Berhenti dulu. Kencangkan ikat pinggang. Agar arus belanja APBN dan APBD dapat mengalir ke swasta. Tidak ada teori lain. "Kalau swasta masih bisa hidup, PDRB masih menyumbang ekonomi makro, maka pertumbuhan ekonomi, khususnya di Jawa Timur masih ada harapan,” imbuh mantan ketua umum Kadin Jawa Timur . (day)

Sumber: