Pemilihan Tuwowo Desa Wonokerto Tekung Ala Pilkades, Pemenang Harus Bisa Mengambil Hati Pembayon
Proses Pemilihan Tuwowo Desa Wonokerto, Kecamatan Tekung, Kabupaten Lumajang-Biro Lumajang-
LUMAJANG, MEMORANDUM - Pemerintah Desa (Pemdes) Wonokerto, Kecamatan Tekung, Kabupaten Lumajang Jawa Timur menggelar pemilihan Tuwowo (ulu ulu) banyu di balai desa setempat.
Ada empat blok wilayah yang di lakukan pemilihan Tuwowo, diantaranya Dusun Krajan 1, Dusun Kranjan 2, Kranjan 3 dan Dusun Darungan.
Untuk calon Tuwowo Dusun Krajan 1, Margono, Kranjan 2, Sanur dan Sipan, Krajan 3, Tuji dan Dusun Darungan, Satimun.
Kepala Desa Wonokerto, Slamet Purwanto, ketika di konfirmasi Memorandum di ruang kerjanya, Senin 15 Juli 2024 pagi. menyampaikan, bahwa kegiatan pemilihan Tuwowo sengaja digelar, karena Surat Keputusan (SK) nya sudah habis masanya.
BACA JUGA:Babinsa Tekung Bersama Warga Bersih Bersih Sungai Repeh
"Pemilihan Tuwowo ini memang sudah waktunya digelar kembali, karena surat keputusan (SK) nya di empat blok wilayah sudah habis masanya," kata Slamet Purwanto.
Orang nomor satu di desa Wonokerto ini berharap, agar para calon Tuwowo yang terpilih nantinya bisa mengatur air dengan bijak, agar tidak ada masalah pada para pembayonnya.
Selain itu, Slamet Purwanto juga berharap kepada para calon Tuwowo yang terpilih, agar nantinya lebih memaksimalkan kinerjanya sebagai tuwowo. "Atur air secara adil dan merata, sesuai dengan kebutuhan petani, dan ajak petani untuk memelihara saluran irigasi, agar aliran air tidak terganggu," ujarnya.
Ada yang menarik disini, untuk calon dari tiga dusun tidak ada lawannya.
BACA JUGA:Resmikan Musala di Koramil Tekung, Dandim Pamit Pindah Tugas
Salah satu calon Tuwowo dari Dusun Darungan, Satimun, ketika dikonfirmasi di kediamannya, mengatakan, dirinya mencalonkan diri karena para warga pembayon mendukung dirinya untuk menjadi Tuwowo kembali.
"Alhamdulillah, hingga saat ini, warga pembayon masih percaya kepada saya. Semoga saya masih bisa mengatur air, agar tidak ada permasalahan pada para pembayon.
Satimun mengaku, kalau dirinya sudah kali keduanya mencalonkan diri sebagai Tuwowo. "Alhamdulillah, yang kali pertama saya mencalonkan diri sebagai Tuwowo juga tidak ada lawannya, dan sekarang juga tidak ada lawannya juga," ucapnya.
Disinggung berapa gaji menjadi seorang Tuwowo, Satimun tersenyum. "Tidak ada gajinya, hanya kalau pas waktu panen, itu saja para petani memberi padi saat panen, dan jagung, kalau waktu musim jagung. Tiga setengah bulan sekali. Itupun kalau tidak gagal panen, kalau petani gagal panen, ya gosong alias mlongo," katanya sambil tersenyum.
Sumber: