Imbas Corona, Disdik Jatim Koordinasi Bersama 24 Cabdin Via Video Teleconference

Imbas Corona, Disdik Jatim Koordinasi Bersama 24 Cabdin Via Video Teleconference

Surabaya, memorandum.co.id - Sebagai imbas dari wabah corona (Covid-19), Dinas Pendidikan (Disdik) Jatim menggelar koordinasi dengan 24 Cabang Dinas Pendidikan (Cabdin) Jatim melalui sistem daring (video conference). Kepala Disdik Jatim, Wahid Wahyudi mengatakan, uji coba video conference sebagian besar berjalan dengan baik. Hanya ada beberapa daerah yang masih ada gangguan sinyal. Nantinya, media ini akan dilakukan untuk rapat dinas sehingga mudah untuk berkoordinasi dengan pusat. Dalam uji coba ini ada beberapa hal yang dibahas di antaranya evaluasi ujian satuan pendidikan berbasis komputer (USP-BK). “Alhamdulillah semua wilayah berjalan baik. Semua lembaga menyelenggarakan sistem online dan ada enam sekolah berbasis pensil dan kertas di wialyah Sumenep. Meskipun berbasis kertas dan pensil berjalan dengan baik, ujian satuan pendidikan tetap terselesaikan dengan baik,” katanya, Kamis (26/3/2020). Wahid menambahkan, keputusan Jatim untuk melanjutkan pelaksanaan UNBK SMA di tengah wabah Covid-19 karena berbagai pertimbangan dan dengan catatan, yakni protokol kesehatan dilakukan dengan ketat. "Sedangkan untuk pelaksanaan UNBK SMA, kami masih akan melihat perkembangan Covid-19 ke depan," terang dia. Wahid menjelaskan, beberapa lembaga SMK akan memproduksi massal hand sanitizer di tengah keterbatasan di pasaran. “Alhamdulillah SMK dengan jurusan farmasi dan kimia memproduksi hand sanitizer dengan harga sangat murah. Di antaranya SMK Taruna Husada Bondowoso. Banyak SMK yang memproduksi hand sanitizer dan sudah dijual di masyarakat,” kata dia. Sementara itu, Kepala Cabdin wilayah Sidoarjo (Kota Surabaya/kab Sidoarjo), Sukaryantho dalam video conference melaporkan, dengan sistem belajar di rumah ada sekitar 16 platform yang digunakan sekolah. Namun yang paling banyak digunakan dengan aplikasi google classroom sekitar 40%, paperschools, one class dan youtube. “Untuk menyikapi pembelajaran blanded learning di rumah, sekolah membangun komunikasi dengn wali murid. Ini bagaimana orangtua dan sekolah saling support,” paparnya. Ia menambahkan, saat ini ada dua sekolah di Sidoarjo yang memproduksi massal hand sanitizer. "Yaitu SMK 10 Nopember dan salah satunya di SMK swasta," pungkas dia.(why)

Sumber: