Didekap, Dagu Mertua Digigit

Didekap, Dagu Mertua Digigit

BLITAR - Pembunuhan sadis terjadi di Dusun Sumbermanggis, Desa Sumberurip, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar. Nardian (38), membunuh istrinya, Sri Dewi (38) dan anaknya, Vika Nadhira yang masih berusia 7 bulan, memakai linggis dan pisau dapur. Kapolres Blitar AKBP Anissullah M Ridha melalui Kasubbag Humas Iptu M Burhanudin mengatakan, kejadian sadis itu terjadi pada Sabtu (16/2) malam sekitar pukul 20.00. Jenazah kedua korban ditemukan bersimbah darah di depan pintu rumahnya. "Benar tadi malam ada kejadian kekerasan dalam rumah tangga (KdRT) hingga mengakibatkan dua orang meninggal dunia. Korban adalah istri dan anaknya yang masih bayi. Sedangkan tersangkanya adalah sang suami," ungkap Kasubbag Humas Polres Blitar Iptu M Burhanudin, Minggu (17/2). Tersangka berhasil diamankan petugas sekitar pukul 23.00 atau tiga jam setelah kejadian. Saat diamankan Nardian sempat meronta-ronta dan berteriak hingga membutuhkan beberapa orang untuk memeganginya. Keterangan Ponidi (58), paman Sri Dewi, kejadian yang membuat gempar warga desa itu setelah salat Isya. Awalnya Nardian bersama istrinya yang menggendong Vika, dan sejumlah anggota keluarganya sedang duduk-duduk menunggu makan malam. Mendadak Nardian pergi ke Gudang lalu mengambil pisau dan linggis. Melihat itu Sri Dewi menghampiri suaminya sambil bertanya akan digunakan apa pisau dan linggis tersebut. Tapi Nardian tetap diam tapi mengarahkan pisau ke istrinya. Karena ketakutan, Sri Dewi bergegas lari keluar rumah dan berusaha menutup pintu rumah dari luar. Namun karena tenaga, pintu berhasil dibuka oleh Nardian. Saat terjadi kegaduhan tiba-tiba lampu rumah padam. Seketika itu Nardian membabi buta menikam istri dan anaknya memakai linggis dan pisau dapur. "Ketika lampu padam saya hanya mendengar teriakan. Selanjutnya rumah korban saya datangi ternyata Sri dan anaknya sudah terkapar di tanah depan rumahnya," ungkap Ponidi yang tinggal di sebelah barat rumah Nardian. Usai membantai istri dan anak keduanya, Nardian berusaha kabur dan sempat dikejar oleh Supriyadi, ayah Sri Dewi. Supriyadi sempat menangkap Nardian dan berusaha mendekapnya agar tidak kabur lebih jauh. Tapi menantunya ini malah menggigit dagu Supriyadi hingga terluka. "Saya mencoba melerai keduanya tapi tidak bisa. Ternyata Sri Dewi dan cucu saya sudah terkapar. Selanjutnya saya berusaha mengejar Nardi dan mampu mendekapnya. Bahkan kami sempat bergulung-gulung di tanah hingga dagu saya digigit," kata Supriyadi sambil menunjukkan luka di dagu kanannya. Lepas dari dekapan Supriyadi, Nardian mendadak melepas semua pakaiannya sambil berdiri di tengah jalan dan mengumandangkan azan. Warga yang melihat kelakuan aneh Nardian, tidak berani mendekat dan hanya melihat dari kejauhan. Setelah mendapati Nardian kabur, barulah warga menghampiri Sri Dewi dan Vika dan segera membawanya ke puskesmas. Warga juga melaporkan kejadian itu ke polisi. Sayangnya nyawa Sri Dewi dan Vika Nadhira tidak tertolong. Sri Dewi mengalami sejumlah luka tusuk di dada bagian kanan. Sedangkan Vika Nadhira mengalami luka sayatan di wajah. Keterangan para tetangga dan kerabat korban, Nardian dikenal sosok yang alim. Bapak dua anak ini juga rajin beribadah. Hal ini juga diakui Hariyono, Ketua RT 4 Dusun Sumbermanggis, Desa Sumberurip, Doko. "Orangnya alim sering ke masjid. Tapi memang seminggu ini, kata saudaranya sering ngamuk tidak jelas alasannya," kata Hariyono. Tersangka diketahui sudah 11 tahun membina rumah tangga dengan Sri Dewi dan dikaruniai dua anak. Satu berusia 10 tahun dan anak kedua berusia 7 bulan. Beberapa hari terakhir, Nardian dan istrinya memang sempat terlibat cek cok. Tapi pertengkaran suami istri itu tidak berlangsung lama dan sudah didamaikan ketua RT setempat. Tidak diketahui pasti masalah apa yang membuat Nardian tega membunuh istri dan anaknya. "Dua hari sebelum kejadian memang sempat cekcok. Bahkan saat itu saya yang mendamaikan. Namun kurang tahu persis ada masalah apa lagi hingga membuat Nardian membantai istri dan anaknya," kata Hariyono. (ana/nov)  

Sumber: