Yabhysa dan Dinkes Ungkap Tingginya Angka Pasien Positif Terpapar TBC di Jember

Yabhysa dan Dinkes Ungkap Tingginya Angka Pasien Positif Terpapar TBC di Jember

Manajer Kasus Komunitas Yabhysa Jember Yulanda Irma Tiara (kiri)dan Kabid P2P Dinkes Jember dr Rita Wahyuningsih (kanan)-Biro Jember-

JEMBER, MEMORANDUM - Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (Yabhysa) JEMBER bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten JEMBER menggelar pertemuan untuk memvalidasi data layanan masyarakat dan kesehatan terkait program Tuberkulosis (TBC) di JEMBER. Data menunjukkan tingginya angka pasien positif terpapar TBC di Kabupaten JEMBER.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jember, dr. Rita Wahyuningsih, mengungkapkan bahwa selama tahun 2024 ini, terdapat sekitar 7.600 pasien yang diduga terpapar TBC. Dari jumlah tersebut, 1.141 pasien dinyatakan positif TBC.

Namun, dr. Rita menyayangkan bahwa tidak semua pasien positif TBC menjalani pengobatan di fasilitas kesehatan pemerintah. Berdasarkan data, hanya 913 pasien yang memperoleh perawatan medis.

"Sekitar 80 pasien positif TBC yang belum menjalani pengobatan. Ini menjadi tantangan bagi Bidang Pengendalian Penyakit di Kabupaten Jember," kata dr. Rita. Kamis 27 Juni 2024.

BACA JUGA:Puskesmas Campurdarat Screening TBC, Ratusan Masyarakat Antusias Mengikuti

Menurut dr. Rita, rata-rata pasien yang terpapar virus Mycobacterium Tuberculosis adalah pasien usia dewasa karena mobilitas mereka yang tinggi di luar rumah. Pasien anak yang terpapar TBC diduga tertular dari anggota keluarga dalam satu rumah.

Gejala penyakit TBC pada pasien dewasa mudah dideteksi, yaitu batuk berkepanjangan lebih dari dua minggu, penurunan berat badan, dan berkurangnya nafsu makan. Sedangkan pada anak, gejalanya lebih sulit dideteksi karena batuk dan memerlukan pemeriksaan penunjang.

dr. Rita menyebutkan bahwa tiga kecamatan di Kota Jember termasuk zona merah TBC. Hal ini dapat disebabkan oleh penularan yang tinggi, kemudahan akses ke fasilitas kesehatan, atau pemahaman masyarakat yang tinggi untuk berobat.

Manajer Kasus Komunitas Yabhysa Jember, Yulanda Irma Tiara, menambahkan bahwa anak-anak merupakan kelompok yang rentan terhadap TBC dan membutuhkan penanganan khusus secara intensif.

BACA JUGA:Percepat Eliminasi TBC, Pemkot Pasuruan Launching Gardu Siaga Jaring TBC

Yabhysa Jember telah melaksanakan Pekan Skrining Tuberkulosis serentak di 30 Kecamatan di Kabupaten Jember. Capaian Terapi Pencegahan Tuberkulosis pada tahun 2023 mencapai 365 Balita dan IK Terapi Pencegahan Tuberkulosis tahun 2024 mencapai 352 Balita.

Gejala TBC pada pasien anak ditandai batuk lebih dari dua minggu, berkeringat saat malam hari tanpa gejala, dan sesak nafas.

Yulanda menjelaskan bahwa Yabhysa memiliki 150 kader yang tersebar di Kabupaten Jember untuk membantu menemukan kasus TBC dan mendampingi pasien TBC. Kader-kader ini merupakan ujung tombak program Eliminasi TBC 2030 di Kabupaten Jember.

Namun, Yulanda mengungkapkan beberapa kendala yang dihadapi kader Yabhysa saat melakukan investigasi kontak penularan TBC di rumah pasien. Ada keluarga pasien yang tidak menyambut baik kunjungan kader, dan ada pasien yang malu ketika diketahui lingkungannya terpapar TBC.

Sumber: