Mahasiswi UINSA yang Tewas saat Kejar Jambret: Usai COD Ceker untuk Jumat Berkah
Milah menunjukkan foto semasa hidup Maya Dwi Ramadhani. -Oskario Udayana-
SURABAYA, MEMORANDUM - Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Maya Dwi Ramadhani (21), tewas setelah mengejar dua pria yang merampas tasnya di Jalan Arjuno, Surabaya pada Kamis 23 Mei 2024 sekitar pukul 23.00 WIB.
Hingga kini, dua terduga pelaku masih belum tertangkap. Anggota Reskrim Polsek Sawahan dan Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya sudah mengidentifikasi penjahat itu dan melakukan pengejaran.
BACA JUGA:Kanit Jatanras Gadungan Tipu Warga
Ibu Maya, Milah (44), mengatakan sudah melaporkan kasus penjambretan yang menimpa anak kedua dari empat bersaudara tersebut ke Mapolsek Sawahan.
"Sudah lapor ke polisi. Perkembangan pelaku saya belum tahu," kata Milah saat ditemui memorandum.disway.id di rumah duka Jalan Tambak Dalam Baru II Timur, Asemrowo, Surabaya, Senin 27 Mei 2024.
BACA JUGA:Jaksa Agung Rotasi 15 Kajati, Ini Daftarnya
Wanita berhijab itu mengungkapkan saat kejadian malam itu anaknya pulang kerja di minimarket SPBU Lontar. Namun, lebih dulu membeli cash on delevery (COD) makanan ceker di Jalan Arjuno.
"COD ceker untuk Jumat Berkah acara di kampus katanya," ungkap Milah.
Makanya, sambung Milah, tasnya dicangklongkan di tubuh Maya sedangkan cekernya diletakkan di jok motor PCX yang dikendarainya. Setelah COD di Jalan Arjuno dan hendak pulang dijambret.
BACA JUGA:Rotasi Besar-besaran di Kejati Jatim, 14 Kajari dan 2 Asisten
Sewaktu tas korban dijambret, ada yang melihat penumpang ojek online wanita yang mengetahuinya. Katanya tasnya tidak sampai kena karena talinya putus dan terjatuh di jalan. "Lalu diambil oleh penumpang ojek itu," jelas Milah.
Penumpang ojek online tersebut kemudian berusaha mengejar Maya untuk memberikan tas, namun sampai perempatan lampu merah Jalan Pasar Tembok kehilangan jejak.
"Penumpang ojek tersebut bingung mau belok ke kiri atau ke kanan di lampu merah. Karena tidak tahu arah, akhirnya membawa tas itu pulang," jelas Milah.
Penumpang ojek tersebut, sambung Milah, melihat Maya mengejar dua penjambret ke arah Jalan Semarang. Hingga korban terjatuh dari motor dan tewas.
Awalnya, keluarga tidak mengetahui kalau Maya mengalami kecelakaan karena mengejar jambret. Karena pacarnya dan keluarga mencari keberadaan korban malam itu.
Bahkan, mereka berpencar untuk mencari hingga keberadaannya menyisir di sekitar Jalan Arjuno, Jalan Demak, Jalan Tidar, Jalan Dupak, hingga Jumat 24 Mei 2024 pukul 01.30 WIB, namun hasilnya nihil.
"Saya takut seperti kasus Vina Cirebon dan anak saya diapa-apain," ujarnya.
BACA JUGA:Polda Jatim Tetapkan 3 Tersangka Penembakan di Tol Sidoarjo dan Surabaya, Pelaku Seorang Mahasiswa
Milah dan keluarganya baru mendapatkan informasi setelah pacarnya menghubungi nomor HP korban yang dibawa penumpang ojek online.
Setelah diangkat, cewek itu memberitahu dan menjelaskan bahwa korban usai dijambret dan tasnya tidak kena. Lalu dibawa pulang.
Selanjutnya, kata Milah, cewek itu menyuruh mengambil tas Maya ke rumahnya di daerah Dupak. Ketika ditanya kronologis penjambretan, cewek penumpang ojol tersebut enggan menjelaskan dengan berbagai alasan.
"Tasnya ditemukan, tapi anak saya masih belum ditemukan keberadaanya," kata Milah.
BACA JUGA:Lolos dari Massa, Maling Motor di Pasuruan Ditangkap di Kamar Kos
Selanjutnya, kakak Maya, Maulidiyah sempat melacak melalui GPS yang dipasang di motor PCX nopol L 2657 ME yang dikendarai korban, dan diketahui motornya terlacak di Polsek Bubutan.
Dari sini keluarga lalu mengeceknya ke Polsek Bubutan pada Subuh dan ditemukan, tapi korban juga belum ditemukan. "Kami tanya ke anggota juga tidak tahu, mungkin ganti sif," ujar Milah.
Di tengah rasa gundah, tak lama datang polisi naik mobil patroli Polsek Bubutan dan menanyakan keberadaan Maya. Akhirnya diberitahu jika berada di RSUD dr Soetomo.
BACA JUGA:2 Komplotan Curanmor di Kalimas Baru Digulung
"Ternyata, anggota itu usai mengantar anak saya ke rumah sakit usai kecelakaan di Jalan Semarang karena mengejar jambret. Katanya petugas juga mencari identitas korban karena saat ditemukan kecelakaan tidak membawa identitas," beber Milah.
Berbekal laporan itu, keluarga mendatangi rumah sakit dan Maya ditemukan sudah meninggal dunia. Sempat mendapatkan perawatan dokter, namun nyawanya tidak tertolong. "Kata dokter anak saya meninggal karena terjadi pendarahan pada otak," beber Milah.
Setelah diurus semuanya segala administrasinya, keluarga akhirnya membawa pulang jenazah Maya untuk segera dimakamkam di Sampang Madura.
Pasca kejadian yang menimpa Maya, Milah berharap pihak kepolisian cepat menangkap dua penjambret tersebut. "Agar tidak ada korban seperti yang dialami anak saya," harap Milah.
BACA JUGA:Ancam Sajam Karyawan Pegadaian di Surabaya, Perampok Gasak HP dan Laptop
Sementara itu, Kapolsek Sawahan Kompol Domingos De F Ximenes menegaskan, sampai sekarang masih melakukan penyelidikan dan berhasil mengidentifikasi terduga pelakunya melalui CCTV yang ada disekitar TKP.
"Dua terduga pelaku sudah teridentifikasi bonceggan naik motor jenis bebek. Saat ini masih kami analisa oleh anggota Reskrim dan Jatanras. Ciri-ciri terdua pelaku berusia di bawah 30 tahun," tegas Domingos.
Sejauh ini, Domingos sudah memeriksa saksi perempuan ojol yang mengetahui kejadian penjambretan tas saat kejadian.
Menurut keterangan saksi naik ojol dari arah Wonokromo. Sampai di Jalan Arjuno melihat korban tasnya berisi HP yang didalamnya berisi HP merek Iphone dan uang Rp 63 ribu dijambret oleh dua pelaku.
BACA JUGA:Sabet Golden Tiket One Pride MMA, Atlet Kickboxing Asal Gresik Siap Melenggang ke Jakarta
"Saksi melihat dari kejauhan karena takut. Dia melihat korban tasnya dijambret, tapi tidak tahu kalau tidak sampai kena dan terjatuh," jelas Domingos.
Karena tidak tahu, sehingga korban mengejar para pelaku dengan kecepatan tinggi. Celakanya, sampai di Jalan Semarang korban menghindari motor lalu terjatuh.
"Berdasarkan CCTV korban jatuh sendiri menghindari motor, bukan ditendang atau tertabrak mobil. Korban meninggal karena cedera" bebernya.
Untuk itu, Domingos mengimbau agar menyayangi nyawanyanya sendiri. Kalau dijambret tidak usah dikejar karena dapat membahayakan diri sendiri.
BACA JUGA:Kapolres Gresik Intensifikasi Patroli dan Razia
"Dan jangan sampai membawa barang yang dapat menarik perhatian penjahat karena yang diincar adalah wanita," imbau dia.
Selain itu, pihaknya juga tidak kurang-kurang-kurang mencegah kriminalitas dengan melakukan patroli rayonisasi wilayah. Namun pelaku kejahatan pintar membaca situasi.
Mimpi Gigi Tanggal
Tidak ada firasat apa-apa sebelum Maya Dwi Ramadhani tewas. Hanya saja korban seminggu sebelumnya kejadiam bermimpi jika gigi grahamnya salah satu tanggal.
Kejadian mimpi itu kemudian diceritakan korban kepada Milah. Mendengar cerita itu lantas memberikan penjelasan bahwa mitos orang dulu, bahwa arti mimpi itu kata orang tua dulu akan ada keluarga yang meninggal.
"Saya kira kakek yang meninggal karena memang sebelumnya sakit karena sudah tua. Ternyata yang meninggal dunia dia sendiri (Maya)," ungkap Milah.
BACA JUGA:Bujuk Bocil Minum Miras, Dua Perempuan Tulungagung Berurusan dengan Polisi
Milah membenarkan bila anak perempuannya itu mahasiswi UINSA Surabaya jurusan Fakultas Dakwah semester 6.
Almarhum merupakan anak kesayangan dari bapaknya Mukid. Terbukti, pada Juni mendatang, rencananya ikut kuliah kerja nyata (KKN) di Banyuwangi sebulan. Tapi ditentang oleh bapaknya karena kejauhan.
"Korban ini anak kesayangan bapaknya dan khawatir," tutur Milah. (*)
Sumber: