Gula Langka Tembus Rp 17 Ribu
Surabaya, Memorandum.co.id - Kelangkaan gula, membuat warga kota benar-benar kelimpungan. Harga gula tembus Rp 17 ribu per kg dikeluhkan masyarakat. Ana, warga Jetis, Kelurahan /Kecamatan Wonokromo mengatakan, beberapa minggu ini ia kesulitan mendapatkan gula. Ia sudah keliling di beberapa minimarket yang ada di kampungnya dan ternyata kosong semua. “Saya pun membeli gula di warung yang ada di kampung dengan harga Rp 17 ribu per kg. Memang harganya naik dibandingkan sebelumnya yang hanya Rp 13 hingga Rp 14 ribu,” ungkap Ana. Senada diungkapkan oleh Purwanti, warga Tandes. Ia biasanya membeli gula bermerek di sejumlah mini minimarket atau supermarket. Namun kini sudah sulit mendapatkan. Ia pun membeli gula tanpa merek dengan Rp 15 ribu di pasar tradisional. “Maunya sih yang bermerek. Berhubung tidak ada, ya beli yang plastikan biasa,” kata dia. Wali Kota Surabaya Tri Rismahari membenarkan kelangkaan gula di Surabaya. Untuk itu ia meminta dinas perdagangan untuk memperbanyak menggelar operasi pasar. “Gula sudah mulai langka di beberapa kota. Ini karena karena kepanikan terkait corona,” tegas dia. Sedangkan Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya Wiwiek Widayati mengatakan pihaknya sudah memperbanyak operasi pasar. Yang semula sehari ada dua tempat, kini menjadi 3 dua. “Karena kondisi eksternal yang mempengaruhi persediaan gula, maka kami melanjutkan kembali operasi pasar. Dengan harga gula sesuai yang ditetapkan pemerintah,” kata dia. Ia menambahkan harga gula yang sesuai dengan ketentuan pemerintah Rp 12.500 per kg. Sementara berdasarkan pantauan di pasar-pasar tradisonal maupun di retail, kisaran Rp13 ribu-an. Dalam operasi pasar, masih lanjut Wiwik, pihaknya bekerja sama dengan distributor dengan menurunkan 2, 4 ton gula. Itu bukan untuk satu hari, namun sampai selesainya operasi pasar. Dan pembelian gula dibatasi agar ada pemerataan. “Tujuannya juga untuk mengendalikan inflasi dan juga memenuhi kebutuhan masyarakat,” kata dia. Ia menambahkan selama ini gula banyak dari impor. Akibat corona, maka gula impor mengalami kendala. Kalau pun ada gula lokal, ternyata belum mencukupi kebutuhan yang ada. (udi/day)
Sumber: