Diteror Selama 10 Tahun, Wanita Ini Laporkan Teman SMP ke Polda Jatim
Korban N membawa bukti LP dari Polda Jatim. --
SURABAYA, MEMORANDUM - Berawal niat baik membantu (memberi uang Rp 5.000), N (27) yang tinggal di Gayungan, Surabaya melaporkan teman sekolahnya sewaktu SMP yang berinisial AP ke Polda Jatim. AP salah mengartikan sikap baik N yang dikira suka kepadanya.
Berdasarkan laporan polisi Nomor: LP/B/254/V/2024/SPKT Polda Jawa Timur tanggal 17 Mei 2024, N melaporkan AP terkait pelecehan seksual plus teror melalui media sosial twitter (sekarang X) yang dialaminya kurang lebih 10 tahun atau saat N masih kelas 2 SMA.
"Awalnya niat baik karena saya ekstrovert sedangkan dia (AP) introvert sekali, ternyata kebaikan saya di salah artikan sama dia (AP) dikira saya suka dama dia. Saya pernah menolaknya pada saat itu tahun 2014, 2015 dengan cara halus maupun kasar tapi nyatanya tidak bisa. Dan tetap berlanjut dampai sekarang," kata N, 17 Mei 2024 di depan Gedung Ditreskrimsus Polda Jatim.
Penolakan tersebut sudah berkali-kali ia utarakan. Bahkan N membawa anggota keluarga maupun dengan mantan kekasih untuk memberitahu AP agar tidak mengejar dirinya karena N tidak suka pada AP.
N melanjutkan bahwa sejak 2014 ia mendapatkan teror melalui media sosial Twitter yang sekarang X. Bahkan N mengungkapkan bahwa jumlah akun yang dimiliki AP mencapai 400 an yang selalu ia blokir.
"Belum lagi di instagram, saya harus kehilangan banyak akun instagram saya. Dan isi akunnya itu mengandung pelecehan asusila (PAP atau foto alat kelamin) dan ada fotonya yang tidak bisa daya tunjukkan," ujarnya.
Masih kata N, ancaman-ancaman ia dapatkan ketika dirinya dekat dengan seseorang (cowok). AP selalu mengatakan bahwa semua cowok yang dekat dengan N akan dibunuh.
"Ancaman itu menurutku yang paling parah. Dia jujur mengatakan suka, cinta, dan terobsesi (posesif) pada saya. Jadi posesifnya dia itu mengarah ke intimidasi siapapun cowok yang dekat dengan saya itu akan dibunuh," terangnya.
Selama kurun waktu 10 tahun itu, N belum pernah melapor kejadian yang menimpanya ke pihak berwajib dan pada hari ini (17/5) kali pertama ia mmbuat laporan.
"Karena saya anak yatim ya, jadi saya tidak tau arahnya ke mana, almarhum adalah nahkoda bagi saya. Secara fisik itu, saya enggak tahu lapor ke mana, prosesnya seperti apa. Ataupun ada bimbingan secara mental dan nasehatin saya itu gak ada," bebernya.
Tidak hanya teror melalui DM di media sosial, bahkan ia pernah mendapatkan teror secara langsung dirumahnya pada tahun 2018 yang menurutnya menjadi teror terparah.
"Pada 2018 itu pernah melempar jam tangan mati dan ada surat cinta dan langsung saya bakar jam 6 paginya. Kedua ia (AP) pernah berdiri sejak jam 1 pagi hingga menjelang subuh, dan yang ketiga itu saya pernah cegah dia saat mau kerumah. Kenapa saya tahu, karena sebelum dia datang ke rumah saya, dia selalu nge-tweet; NM aku mau OTW ke rumah kamu ya," jelasnya.
Sumber: