Revolusi 5.0: Robot dan Mesin Canggih Tak Bisa Gantikan Peran Empati Manusia
Ilustrasi penggunaan robot otomatis yang bertugas membantu pekerjaan manusia di sektor pelayanan.--pexels
MEMORANDUM.CO.ID - Kehadiran robot dan mesin otomatis di dunia kerja memicu tekanan, namun manusia tetap unggul karena memiliki rasa empati dan kemampuan berinovasi yang tidak dimiliki robot.
Beberapa tahun terakhir, dunia industri mulai mengandalkan tenaga otomatis untuk mempercepat proses produksi.
Penggunaan robot ini terlihat di restoran, pelayanan rumah sakit, hingga pabrik.
Beberapa kota di Indonesia juga mempraktikkan tenaga robot.
BACA JUGA:Netizen Penasaran 'Untuk Apa Robot Polisi', Ini Jawabannya
BACA JUGA:Inovasi Robotik: Gambaran Revolusi Industri 5.0
Contohnya, Rumah Sakit Rkz Surabaya memiliki Universal Delivery Robot yang dapat mengantarkan obat, seprei, hingga baju pasien.
Hal ini mempermudah pekerjaan perawat agar lebih efisien dan cepat.
Contoh lain, Oddity Cafe Kelapa Gading Jakarta menggunakan Delivery Robot untuk mengantarkan pesanan ke customer secara unik.
Meskipun beberapa perusahaan di Indonesia telah menawarkan tenaga robot, tidak semua perusahaan melakukan hal yang sama.
Beberapa perusahaan memilih tetap menggunakan tenaga manusia karena faktor biaya perawatan dan service jika terjadi kerusakan cukup mahal.
Kehadiran robot memang tidak bisa dihindari, tetapi manusia tetap unggul.
Manusia memiliki rasa empati dan bisa memberikan senyuman kepada pelanggan.
Sebaliknya, robot tidak bisa melakukan hal tersebut.
Sumber:



