umrah expo

Gagal Lelang, 7 Gedung Sekolah di Ngawi Terancam Rusak Parah Lebih Lama

Gagal Lelang, 7 Gedung Sekolah di Ngawi Terancam Rusak Parah Lebih Lama

Kondisi SMPN 1 Bringin yang gagal direhabilitasi tahun ini dengan kondisi rusak parah dan memprihatinkan. --

NGAWI, MEMORANDUM.CO.ID - Rencana perbaikan fasilitas pendidikan di Kabupaten Ngawi terganjal. Sebanyak tujuh paket dari total 36 paket proyek rehabilitasi gedung sekolah di lingkungan Dinas pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Ngawi tahun ini gagal lelang.

​Gagalnya lelang tujuh paket yang terdiri dari 5 SMP dan 2 SD ini disebabkan oleh ketidakmampuan peserta lelang memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

BACA JUGA:Bawa Sajam, Polsek Geneng Tindak Cepat ODGJ di Ngawi yang Resahkan Warga


Mini Kidi--

Kepala Bidang Pembinaan Dasar Dikbud Ngawi, Zainal Fanani, menjelaskan bahwa awalnya terdapat 36 paket konsolidasi (31 SD dan 5 SMP). Setelah lelang pertama, 20 paket berhasil, sementara 16 paket harus diulang. Sayangnya, dari lelang ulang tersebut, 9 paket berhasil dilelang, namun 7 paket lainnya dinyatakan gagal lelang.

​“Jadi dari 36 paket tersebut, 7 paket gagal lelang tahun ini,” tegas Zainal.

BACA JUGA:Jelang Korp Raport Kenaikan Pangkat, Perwira Polres Ngawi Gelar Latihan Rutin Pedang Pora

Ketujuh paket sekolah yang kondisinya dilaporkan sudah sangat parah dan terancam molor perbaikannya adalah

​5 SMP: SMPN 2 Jogorogo, SMPN 3 Sine, SMPN 3 Paron, SMPN 1 Bringin, dan SMPN 2 Kasreman. ​2 SD: SDN Bangunrejo Kidul 5 Kedunggalar dan SDN Sidolaju 4 Widodaren.

​Zainal menambahkan bahwa total anggaran yang gagal diserap dari 7 paket tersebut mencapai Rp 703 juta, dari total nilai anggaran konsolidasi sebesar Rp 3,6 miliar.

BACA JUGA:Proyek Gedung Satreskrim Polres Ngawi Mangkrak, Progres Minus 26,97 Persen dan Terancam Pemutusan Kontrak

Meskipun demikian, Dikbud Ngawi memastikan bahwa tujuh paket rehabilitasi gedung ini akan dianggarkan kembali tahun depan. “Perencanaan sudah dilakukan tahun ini, sehingga tahun depan tinggal melakukan lelang ulang,” ujarnya.

​Mengingat kondisi bangunan yang memprihatinkan dan waktu yang mepet, Dikbud Ngawi memilih untuk tidak mengambil opsi penunjukan langsung demi menghindari risiko di kemudian hari. “Memang untuk 7 paket tersebut kondisinya sudah sangat parah,” pungkas Zainal.

​Sebagai langkah antisipasi, pihak Dikbud Ngawi mengimbau kepada sekolah terkait untuk segera memindahkan kegiatan belajar mengajar ke ruang kelas yang lebih aman sampai perbaikan dapat dilakukan. (aris/dika)

Sumber:

Berita Terkait