Menjaga Hukum dan Menjaga Ilmu: Cerita Wakapolres Bangkalan Raih Gelar Magister di Tengah Tugas
Menjaga Hukum dan Menjaga Ilmu: Cerita Wakapolres Bangkalan Raih Gelar Magister di Tengah Tugas--
BACA JUGA:Sejumlah Desa Banjir, Wakapolres Bangkalan Gerak Cepat Evakuasi Warga
Langkah Andi tak berhenti di bangku kuliah. Ia menginisiasi seminar nasional yang dihadiri tokoh-tokoh penting seperti pejabat Kementerian, anggota DPR, para ulama besar Madura, hingga kepala desa dan tokoh masyarakat. Dalam seminar itu, sebuah aksi simbolik dilakukan: deklarasi peletakan senjata tajam oleh tokoh masyarakat. Sebuah tanda komitmen untuk mengakhiri tradisi kekerasan.
Respons masyarakat pun luar biasa. Banyak warga dari kabupaten lain di Madura menyatakan keinginan agar pendekatan serupa diterapkan di daerah mereka. Rencana pembangunan Monumen Perdamaian di sisi Madura Jembatan Suramadu menjadi simbol nyata keinginan bersama untuk keluar dari lingkar kekerasan dan menapaki jalan baru berbasis rekonsiliasi.
Meski menyampaikan sambutan di momen wisuda, Andi tak lupa untuk menyampaikan permohonan maaf kepada para dosen dan civitas akademika atas kekhilafan selama menjadi mahasiswa. Sikap rendah hati itu menunjukkan bahwa kesuksesan akademik bukan hanya soal nilai dan gelar, tetapi juga tentang etika dan penghormatan terhadap guru.
BACA JUGA:Wujud Kepedulian, Wakapolres Bangkalan Bersama PJU Jenguk Anggota yang Sakit
Cerita Andi Febrianto Ali adalah potret tentang bagaimana pendidikan dapat menjadi alat transformasi sosial. Bagi Andi, gelar magister bukan hanya peningkatan jenjang karier, melainkan bentuk tanggung jawab moral untuk membangun tanah kelahirannya. Ia menunjukkan bahwa aparat penegak hukum juga bisa menjadi agen perubahan sosial, dan pendidikan adalah jembatan yang menghubungkan dua dunia itu.
Di tengah tuntutan sebagai polisi, Andi menyelesaikan studinya. Di tengah carok yang memakan korban, ia memilih riset dan rekonsiliasi. Dan di tengah hiruk-pikuk tugas negara, ia tetap memelihara semangat belajar. Sebuah pelajaran penting bahwa belajar tak mengenal waktu, dan perubahan besar seringkali dimulai dari satu langkah kecil di ruang kuliah.
Sumber:



