umrah expo

TPA Winongo Madiun Jadi Wisata, Wali Kota Maidi Pastikan Pekerja Tetap Dipekerjakan

TPA Winongo Madiun Jadi Wisata, Wali Kota Maidi Pastikan Pekerja Tetap Dipekerjakan

Wali Kota Madiun, Maidi. -Moch Adi Saputro-

MADIUN, MEMORANDUM.CO.ID - Tempat pembuangan akhir (TPA) Winongo di Kota Madiun tengah bersiap bertransformasi menjadi kawasan wisata edukatif dan ruang terbuka hijau.

BACA JUGA:TPA Winongo untuk Kawasan Wisata, ITS: Langkah Sudah Sesuai 

Meski berganti wajah, Wali Kota Madiun, Maidi menegaskan bahwa para pekerja yang selama ini mengabdi di TPA akan tetap dipekerjakan.


Mini Kidi-- 

Transformasi ini menjadi bagian dari program besar Pemkot Madiun untuk menata kawasan kumuh menjadi area yang ramah lingkungan dan produktif, serta menjadi spot wisata edukatif. Namun, Maidi menekankan bahwa aspek sosial tetap menjadi perhatian utama.

“Yang kita utamakan yang kerja di sana. Yang setiap hari bergelut dengan sampah, dengan pemandangan nggak enak, dan bau yang nggak enak, maka nanti kalau sudah bersih mereka akan ikut merawat tanaman. InsyaAllah tetap mereka kita pekerjakan,” ujar Maidi, Senin 30 Juni 2025.

BACA JUGA:Wali Kota Madiun Serahkan SK CPNS dan CPPPK di TPA Winongo, Wajib Tanam Pisang Cavendish 

Menurutnya, para pekerja yang selama ini bertugas di lingkungan TPA akan dialihkan perannya, yakni ikut merawat dan menjaga kebersihan serta keindahan taman yang akan dibangun di bekas lokasi pembuangan sampah tersebut.

Tidak hanya itu, Pemkot Madiun juga memberikan perhatian terhadap para pemulung yang selama ini menggantungkan hidup di sekitar TPA. Maidi menyatakan bahwa mereka akan diarahkan ke tempat baru yang lebih tertata.

“Kalau untuk pemulung, nanti kan ada TPS, ya nanti kita bagi,” tambahnya.

BACA JUGA:TPA di Madiun Dijadikan Lokasi Penyerahan SK CASN dan CPPPK, Calon Pegawai Wajib Bawa Bibit Pisang 

Rencana penataan TPA Winongo menjadi kawasan wisata sekaligus ruang hijau ini sejalan dengan visi Kota Madiun sebagai kota yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.

Di masa mendatang, kawasan tersebut tak lagi identik dengan bau menyengat dan tumpukan sampah, melainkan menjadi ruang yang bisa dinikmati masyarakat umum, sekaligus tetap memberi nilai ekonomi bagi para pekerja yang selama ini terlibat di dalamnya. (adi)

Sumber:

Berita Terkait